Mengapa Thailand-Kamboja Bertempur?
Tanggal: 26 Jul 2025 12:23 wib.
Pertikaian antara militer Thailand dan Kamboja di kawasan perbatasan yang diperebutkan pada tanggal 24 Juli 2025 telah mengakibatkan 12 korban jiwa, sebagaimana diinformasikan oleh otoritas Thailand. Insiden yang berlangsung memunculkan kembali ketegangan antara dua negara tetangga di Asia Tenggara ini, yang sebetulnya telah berlangsung selama lebih dari seabad.Sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan ini, Thailand memutuskan untuk menutup wilayah perbatasannya dengan Kamboja. Sementara itu, pemerintah Kamboja memperlihatkan sikap keras dengan memutuskan hubungan diplomatik dan menyalahkan Thailand atas penggunaan kekuatan yang berlebihan. Dalam situasi ini, kedua negara telah meminta warganya yang tinggal di dekat perbatasan untuk segera mengungsi demi keselamatan.Menurut pengakuan salah seorang saksi mata, Sutian Phiwchan, yang tinggal di distrik Ban Dan, Provinsi Buriram, Thailand, situasi di daerah tersebut sangat serius. "Kami sedang dalam proses evakuasi," ujarnya saat diwawancarai oleh BBC, mencerminkan rasa cemas masyarakat setempat.Konflik yang kini dihadapi oleh Thailand dan Kamboja sebenarnya berpangkal dari sengketa wilayah perbatasan yang sudah ada sejak lebih dari seratus tahun lalu, setelah batas wilayah kedua negara ditetapkan pasca penjajahan Prancis di Kamboja. Ketegangan hubungan semakin meningkat pada tahun 2008 ketika Kamboja berusaha mendaftarkan kuil kuno yang berusia lebih dari seribu tahun sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Tindakan ini langsung memicu respon negatif dari Thailand.Sejak saat itu, banyak insiden bentrokan bersenjata yang terjadi secara sporadis, menewaskan tentara dan warga sipil di kedua belah pihak. Awal pertempuran yang baru-baru ini terjadi dipicu oleh tewasnya seorang tentara Kamboja dalam bentrokan yang berlangsung pada bulan Mei. Situasi ini membuat hubungan bilateral Thailand-Kamboja memasuki fase paling tegang dalam lebih dari satu dekade terakhir. Dalam dua bulan terakhir, kedua negara bahkan menerapkan beragam pembatasan di perbatasan masing-masing.Kamboja mengambil langkah drastis dengan melarang semua bentuk impor dari Thailand, termasuk buah-buahan dan sayuran, serta menghentikan pasokan layanan listrik dan internet. Tidak hanya itu, baik Thailand maupun Kamboja juga meningkatkan kehadiran pasukan militer di sepanjang perbatasan mereka sebagai langkah mitigasi.Riwayat keretakan antara kedua negara ini bukanlah sesuatu yang baru. Beberapa tahun yang lalu, pada 1958 dan 1961, Kamboja bahkan memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Thailand terkait sengketa atas Kuil Preah Vihear. Ketegangan juga pernah memuncak pada tahun 2003 ketika terjadi kerusuhan di Kedutaan Besar Thailand di Phnom Penh, yang membuat Perdana Menteri Thailand saat itu, Thaksin Shinawatra, melancarkan Operasi Pochentong sebagai balasan.Pada tahun 2008 dan 2011, bentrokan bersenjata kembali terjadi di kawasan Kuil Preah Vihear. Tak hanya itu, pada tahun 2009, Thailand menurunkan tingkat hubungan diplomatiknya sebagai respons terhadap dukungan Kamboja kepada Thaksin Shinawatra yang saat itu sedang diasingkan.Saat ini, Perdana Menteri sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, menyampaikan bahwa sengketa dengan Kamboja merupakan isu yang sangat sensitif yang harus ditangani dengan bijaksana, serta berdasarkan hukum internasional. Di pihak lain, Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, menegaskan bahwa negaranya menginginkan penyelesaian damai namun merasa terpaksa untuk merespons agresi bersenjata dengan tindakan serupa.Walaupun situasi di lapangan tampak genting, para pakar memperkirakan bahwa meskipun aksi baku tembak terjadi, potensi untuk terjadinya perang skala besar antara Thailand dan Kamboja cukup kecil. Keduanya kekurangan pemimpin yang berani mengambil langkah mundur dari konfrontasi ini. Hun Manet, sebagai putra mantan pemimpin Hun Sen, tampaknya mencoba membangun reputasi nasionalist, sedangkan di Thailand, pemerintahan koalisi saat ini tampak rapuh di tengah tekanan internal dan skandal politik.Dengan dilema dan ketidakpastian yang dihadapi oleh kedua negara saat ini, pertikaian ini perlu diwaspadai agar tidak meluas dan menimbulkan dampak yang lebih luas terhadap stabilitas kawasan Asia Tenggara.