Sumber foto: iStock

Megatsunami Setinggi 200 Meter Hantam Greenland, Ilmuwan Teriak Kiamat

Tanggal: 14 Sep 2024 12:21 wib.
Megatsunami, sebuah bencana alam yang menakutkan, telah menerjang wilayah Greenland dan menyebabkan kekacauan. Kejadian ini baru terungkap setahun setelah insiden mengerikan itu terjadi, yaitu pada bulan September 2023. Megatsunami ini terjadi akibat tanah longsor di Fjord Greenland, yang kemudian memicu gelombang air setinggi 200 meter, menurut laporan dari IFL Science, pada Jumat (13/9/2024).

Bencana alam ini merupakan sebuah kejadian yang mengejutkan, karena tidak diketahui secara langsung pada saat itu. Para ilmuwan dan peneliti pun bingung dengan aktivitas yang terjadi, sehingga hanya sedikit informasi yang dapat diketahui. Kristian Svennevig dari Survei Geologi Denmark dan Greenland mengungkapkan kebingungannya atas kejadian ini, "Saat kami mulai petualangan ilmiah, semua orang bingung dan tidak ada seorangpun yang paham. Kami hanya tahu kaitannya dengan tanah longsor. Kami berhasil memecahkan teka-teki ini lewat upaya interdisipliner dan internasional yang besar."

Dalam sebuah makalah baru oleh Svennevig dan timnya, terungkap bahwa gelombang megatsunami ini terjadi selama seminggu penuh. Selain itu, diketahui bahwa gelombang megatsunami ini tegak lurus dengan arah tsunami awal. Para ilmuwan meyakini bahwa longsor yang terjadi kemungkinan besar disebabkan oleh "kiamat" perubahan iklim. Perubahan suhu ekstrem antara musim panas dan musim dingin, serta musim semi yang menjadi waktu longsor di Greenland, diyakini menjadi faktor pemicu bencana ini.

Tidak hanya itu, ada beberapa hal lain yang berkontribusi pada terjadinya longsor ini. Mulai dari lapisan es yang mencair, kurangnya penopang es, hingga perubahan pola presipitasi. Para peneliti menghitung bahwa setidaknya 25 juta meter kubik batu dan es jatuh dari lereng dengan kemiringan 45 derajat sepanjang 600-900 meter ke samping Fjord. Untuk memberikan gambaran, volumenya hampir dua kali lipat dari bangunan terbesar di dunia, yaitu pabrik Boeing Everett.

Bukan hanya itu, citra satelit juga membuktikan adanya empat longsoran baru dan satu longsoran lain di wilayah tersebut. Kondisi ini memberikan gambaran tentang betapa rapuhnya lingkungan kita akibat perubahan iklim yang semakin tidak terkendali.

Dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat sekitar cukup besar. Selain mengancam keselamatan penduduk sekitar, bencana ini juga meninggalkan banyak kerusakan material, seperti bangunan dan infrastruktur. Tidak hanya itu, kejadian ini juga menjadi peringatan bagi kita semua akan urgensi penanganan perubahan iklim, serta perlunya langkah-langkah mitigasi yang lebih serius untuk melindungi lingkungan dan manusia dari bencana alam semacam ini.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved