Medsos Jadi Ajang Cari Sensasi Lewat Foto dan Video yang di Upload

Tanggal: 28 Des 2017 13:07 wib.
Hampir sebagian besar orang di dunia tidak akan mampu hidup tanpa adanya jaringan internet. Bahkan mereka cenderung ketagihan dan secara etrus menerus meng-upload berbagai kegiatan sehari-hari mereka atau unggahan lain yang mampu menyedot perhatian pengguna medsos. Banyak pula selebgram bermunculan dan toko online yang menyediakan berbagai kebutuhan masa kini dengan harga dan kualitas yang bervariatif.

Mengingat banyak sekali fungsi yang ditawarkan media sosial yang salah satunya mampu menyebar luaskan foto dan video secara singkat membuat banyak timbul komentar beragam, baik pro maupun kontra akan memenuhi unggahan foto maupun video yang menarik atau viral di dunia maya tersebut.

Setap hari ada saja unggahan yang menjadi viral dan memunculkan dua pandangan yang berbeda. Pertama, ada warganet yang percaya dengan unggahan tersebut dan kedua, ada juga warganet yang meragukan bahkan menganggap unggahan viral tersebut palsu atau masih diragukan kebenarannya.

Salah satu video viral yang belum lama ini beredar yaitu video tentang kakak beradik yang sedang pelukan dijalan dan dituduh gay oleh si pembuat video. Seorang wanita yang mengunggah video ke media sosial tersebut tidak memastikan kebenarannya dan hanya melihat dari sudut pandangnya saja.



Lalu apa yang mendorong banyak orang untuk bebas memviralkan foto dan video walaupun belum dipastikan kebenarannya ?

Menurut psikolog klini Universitas Indonesia, Ivan Sujana mengatakan, "Ini dipengaruhi media sosial juga. Kekuatan media sosial itu membuat tingkah laku seseorang berubah menjadi narsis. Ini suatu fenomena yang sangat mencolok. Tinggal unggah foto dan video, lalu share (bagikan)."

Faktor lainnya yaitu didorong karena adanya rasa untuk mencari sensasi banyak orang di media sosial. Media sosial merupakan tempat yang paling mudah dan paling cepat untuk menyebarkan berbagai berita dan mencari sensasi terhadap banyak orang.

"Cari sensasi di sini artinya cari sensasi dalam bentuk opini. Pengunggah hanya memikirkan kepentingan pribadi dan tidak peduli terhadap kepentingan orang lain. Apakah unggahan foto dan videonya akan merugikan orang lain atau tidak," tutur Ivan.

Dengan diunggahnya foto dan video ke media sosial yang bertujuan untuk dikomentari oleh warganet berarti menunjukkan jika semakin berkurangnya rasa empati dikalangan masyarakat. Mereka hanya berfikir yang terpenting mereka mendapat berita dan biarkan publik yang menilai tentang unggahan yang mereka bagikan di media sosial.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved