Matcha Makin Langka? Ini Alasan Mengapa Dunia Kini Kekurangan Teh Hijau Premium Jepang
Tanggal: 20 Apr 2025 08:50 wib.
Siapa sangka, matcha yang selama ini identik dengan ketenangan dan kesehatan, kini menjadi komoditas langka di negara asalnya sendiri, Jepang. Bahkan, kelangkaan ini mulai merambah ke sejumlah negara lain seperti Singapura, Inggris, dan Australia. Banyak pecinta teh hijau dan pelaku industri kuliner kini mulai bertanya-tanya: apa sebenarnya yang terjadi dengan pasokan matcha dunia?
Menurut laporan terbaru dari Japan Times, salah satu penyebab utama dari kelangkaan ini ternyata datang dari kekuatan media sosial. Konten-konten yang menampilkan matcha—mulai dari minuman kekinian, dessert, hingga skincare—telah memicu ledakan popularitas global terhadap matcha. Tren viral tersebut memperbesar permintaan secara masif dan cepat, jauh melampaui ketersediaan pasokan di pasaran.
Matcha: Dari Tradisi Jepang ke Tren Global
Matcha adalah bubuk teh hijau halus yang dibuat dari daun teh berkualitas tinggi. Proses pembuatannya yang rumit dan panen yang terbatas menjadikannya sebagai salah satu jenis teh paling premium. Namun seiring waktu, matcha tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk teh tradisional saja. Kini, ia telah menjelma menjadi bahan serbaguna yang digunakan dalam kopi latte, es krim, kue, dan bahkan produk perawatan kulit.
Meningkatnya kesadaran masyarakat global terhadap gaya hidup sehat turut mempercepat lonjakan minat pada matcha. Kandungan antioksidan tinggi, efek meningkatkan fokus, serta manfaat detoksifikasinya menjadikan matcha sebagai superfood yang digandrungi banyak orang.
Permintaan Tinggi Tak Seimbang dengan Produksi
Meskipun popularitas matcha terus meningkat, ternyata produksi matcha belum mampu mengejar permintaan yang meroket. Data dari Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang menunjukkan bahwa produksi matcha memang mengalami peningkatan signifikan dalam 10 tahun terakhir—bahkan mencapai tiga kali lipat dan menyentuh angka 4.176 ton per tahun. Tapi sayangnya, jumlah ini masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan global.
Fumi Ueki, kepala Leaf Brand Group dari perusahaan teh terbesar Jepang, Ito En, menyatakan bahwa permintaan luar negeri terhadap matcha bahkan mencapai rekor tertinggi tahun lalu. Situasi ini membuat stok di dalam negeri makin menipis, dan masyarakat Jepang sendiri mulai kesulitan mendapatkan produk matcha seperti sedia kala.
Masalah Panen Musiman dan Produksi Terbatas
Kelangkaan matcha juga diperparah oleh jadwal panen yang sangat terbatas. Matcha hanya bisa dipanen pada waktu tertentu setiap tahun, tepatnya antara akhir April hingga awal Juni. Hal ini membuat ketersediaan matcha sangat bergantung pada siklus panen tersebut. Dalam kondisi ideal pun, hasil panen hanya dapat menutupi kekurangan sementara, bukan menyelesaikan akar masalahnya.
Panen teh yang terbatas ini tentu menyulitkan produsen untuk menjaga ketersediaan matcha sepanjang tahun. Sementara itu, konsumsi global terus berlangsung tanpa mengenal musim. Hal ini menyebabkan ketimpangan yang cukup serius antara sisi penawaran dan permintaan.
Upaya Pemerintah Jepang untuk Menangani Krisis Matcha
Melihat ketidakseimbangan yang makin nyata, pemerintah Jepang mulai mengambil langkah taktis untuk mendorong peningkatan produksi. Salah satunya adalah dengan memberikan subsidi kepada petani teh yang bersedia beralih dari menanam sencha (jenis teh hijau lain) ke tencha, yaitu daun teh yang khusus dibudidayakan untuk dijadikan matcha.
Namun hingga kini, kebijakan ini masih dalam tahap perencanaan dan belum menunjukkan hasil nyata. Belum dapat dipastikan apakah langkah tersebut bisa benar-benar menyelesaikan permasalahan mendasar, yaitu ketimpangan antara tingginya permintaan dan produksi yang terbatas.
Apa Dampaknya bagi Konsumen Global?
Jika kamu penggemar matcha, besar kemungkinan akan mulai merasakan dampaknya dalam waktu dekat. Kelangkaan ini bisa menyebabkan harga matcha naik drastis, pembatasan pembelian oleh retailer, hingga penurunan kualitas produk yang beredar akibat terbatasnya bahan baku asli.
Selain itu, industri kuliner dan produk berbasis matcha di berbagai negara mungkin akan mengalami gangguan pasokan. Beberapa restoran, kafe, atau bisnis makanan penutup yang menggunakan matcha sebagai bahan utama perlu mencari alternatif, atau bahkan menghentikan menu berbasis matcha untuk sementara waktu.
Prediksi Masa Depan: Apakah Matcha Akan Semakin Langka?
Pasar matcha global diprediksi akan terus tumbuh dan bahkan nyaris dua kali lipat pada tahun 2028. Ini artinya, kelangkaan matcha bisa menjadi hal yang normal di masa depan jika tidak ada strategi baru yang lebih efektif dalam mengatasi krisis ini. Bukan tidak mungkin, matcha akan berubah dari bahan umum menjadi produk mewah yang eksklusif dan mahal.
Namun, di sisi lain, kondisi ini juga bisa menjadi peluang bagi negara lain untuk mulai membudidayakan teh berkualitas tinggi yang bisa menyaingi matcha Jepang. Tantangannya tentu ada pada kualitas dan tradisi panjang yang melekat erat dengan budaya Jepang.
Matcha dalam Ancaman Kelangkaan Global
Tren matcha yang mendunia memang menunjukkan betapa masyarakat kini lebih sadar akan gaya hidup sehat. Namun, fenomena ini juga menyadarkan kita bahwa popularitas yang meledak bisa membawa konsekuensi yang tidak terduga, seperti krisis pasokan global.
Jadi, jika kamu masih punya stok matcha di rumah, mungkin ini saat yang tepat untuk menghargainya lebih dalam—karena di luar sana, banyak orang yang mulai kesulitan mendapatkannya. Dan bagi pecinta teh sejati, ini juga menjadi pengingat bahwa menjaga tradisi harus diiringi dengan inovasi agar tetap bisa dinikmati di masa depan.