Mantan Presiden AS Donald Trump Memiliki Potensi Redam Sepak Terjang NATO
Tanggal: 4 Jul 2024 19:09 wib.
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) yang dikenal dengan keterlibatannya dalam politik internasional, Donald Trump, telah menjadi topik perbincangan saat ini. Kabar terbaru yang beredar adalah potensi kesepakatan antara Trump dan Rusia terkait pembatasan ekspansi NATO ke Ukraina dan Georgia. Berdasarkan artikel dari Politico yang mengutip sumber anonim, hal ini memberikan gambaran bahwa Trump memiliki pengaruh yang signifikan terhadap politik internasional.
Trump yang saat ini menjadi calon utama dari Partai Republik dalam pemilihan presiden berikutnya, masih belum membentuk tim keamanan nasional atau merilis agenda baru terkait NATO. Meskipun begitu, Politico mampu mengumpulkan informasi terkait kemungkinan kesepakatan ini. Salah satu rencana yang diungkapkan adalah Trump sedang mempertimbangkan kesepakatan di mana NATO akan berkomitmen untuk tidak melakukan ekspansi lebih jauh ke timur, khususnya ke Ukraina dan Georgia, dan bernegosiasi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, terkait wilayah Ukraina yang dapat tetap dikuasai oleh Rusia.
Sumber anonim yang mengenal pemikiran Trump juga menambahkan bahwa Trump terbuka terhadap opsi untuk menghentikan ekspansi NATO dan tidak mengembalikan keadaan perbatasan tahun 1991 untuk Ukraina. Selain itu, Trump juga tidak menutup kemungkinan untuk menyediakan senjata kepada Ukraina. Meskipun Trump disebut "tidak mungkin" akan keluar dari NATO, namun kemungkinan besar akan merombak aliansi ini agar anggotanya di Eropa mengambil lebih banyak tanggung jawab.
Menurut sumber politik, anggota blok Eropa yang tidak memenuhi kewajiban pengeluaran pertahanan minimal sebesar 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB) mereka, tidak akan menerima kelimpahan pertahanan dan jaminan keamanan dari AS. Hal ini menunjukkan bahwa Trump memiliki keinginan untuk memperkuat posisi AS dalam aliansi ini serta menegaskan tanggung jawab negara-negara anggota.
Sebagian sumber menyebutkan bahwa AS tidak memiliki cukup kekuatan militer untuk digunakan di seluruh dunia, terutama dalam menghadapi ancaman China yang dianggap lebih signifikan daripada Rusia. Hal ini juga memperkuat pandangan bahwa Trump memiliki fokus yang lebih kuat terhadap ancaman China dan kolaborasi antara China dan Rusia. Dalam reorientasi NATO yang diusung oleh Trump, AS akan mempertahankan keberadaannya di Eropa dengan menempatkan pangkalan udara dan laut. Sementara, sebagian besar infanteri, logistik, dan artileri akan ditangani oleh sekutu di Eropa.
Namun, politikus dan mantan pejabat pemerintahan Trump menyoroti bahwa negara-negara Eropa belum siap untuk mengisi peran militer yang diperluas dalam waktu dekat. Mereka juga mencatat bahwa benua Eropa saat ini lebih lemah secara ekonomi dan lebih bergantung pada pasokan energi dari AS. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga kestabilan dan keamanan di kawasan tersebut.
Dalam menghadapi dinamika politik internasional, peran Donald Trump dalam upaya mempengaruhi kebijakan NATO dan hubungan internasional menjadi sebuah perhatian yang serius. Tindakannya dalam mempertimbangkan kesepakatan dengan Rusia menunjukkan bahwa Trump memiliki potensi untuk memengaruhi arah kebijakan dunia sejauh politik internasional di Amerika Serikat terus berkembang.
Manuver dan strategi yang akan dijalankan oleh Donald Trump dalam membentuk kembali aliansi dan kebijakan keamanan internasional dapat memberikan dampak yang signifikan dalam situasi politik global kedepannya. Hal ini juga menarik untuk diamati bagaimana kebijakan luar negeri Amerika Serikat akan berkembang jika Trump kembali memegang tampuk kekuasaan di Negeri Paman Sam.