Sumber foto: Britannica.com

Macron Dukung Kebijakan Pajak Tambahan untuk Korporasi Raksasa Prancis

Tanggal: 3 Okt 2024 08:41 wib.
Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyatakan dukungan terhadap kebijakan pajak sementara untuk perusahaan-perusahaan terbesar di negaranya, walaupun hal tersebut bertentangan dengan pandangan pro-bisnis yang telah lama diterapkan. Pemerintah Prancis mengumumkan rencana sekitar €60 miliar dalam pemotongan belanja dan kenaikan pajak tahun depan, sebagai upaya untuk mengendalikan defisit anggaran yang semakin meluas serta meningkatkan kepercayaan investor terhadap negara tersebut.

Dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan pemerintah, sekitar €20 miliar akan diperoleh dengan cara menaikkan pajak bagi individu kaya dan perusahaan besar, serta peningkatan pajak hijau. Presiden Macron menyuarakan dukungannya terhadap langkah ini dalam sebuah diskusi panel dengan Stephanie Flanders dari Bloomberg di Berlin Global Dialogue. Meskipun mendukung langkah tersebut, dia juga menekankan pentingnya membatasi dampaknya terhadap daya saing ekonomi negara tersebut. 

Pendukungan Macron terhadap kebijakan pajak tambahan ini memiliki kontras besar dengan kebijakan pro-bisnis yang dipegangnya selama tujuh tahun masa jabatan presidennya sebelumnya. Kebijakan ekonomi yang pada awalnya didasarkan pada pengurangan beban pajak, kini ditinjau ulang dengan adanya kebutuhan penyesuaian fiskal besar-besaran. Pemerintah Prancis berusaha menurunkan defisit anggaran mereka menjadi 5% dari output ekonomi, dari sekitar 6,1% yang tercatat tahun ini.

Perdana Menteri Michel Barnier menjelaskan bahwa kenaikan pajak diimplementasikan sebagai respons terhadap tantangan utang Prancis yang membawa negara tersebut ke jurang. Ketidakstabilan politik dan ketidakpastian fiskal telah mendorong investor untuk menjual aset Prancis, dan risiko utang pemerintah Prancis yang relatif terhadap obligasi Jerman mendekati level tertinggi sejak krisis zona euro satu dekade lalu. Hal ini telah membuat investor mencari tambahan 79 basis poin untuk membeli surat berharga Prancis 10 tahun alih-alih obligasi Jerman.

Dalam konteks pasar saham, Paris telah mencatatkan kinerja terburuk di Eropa tahun ini, yang berdampak pada keterpurukan indeks saham unggulan CAC 40 Prancis. Macron mengambil langkah berani dengan mengadakan pemilihan umum dadakan pada bulan Juni, yang menyebabkan ia kehilangan mayoritas yang sebelumnya dapat bekerja di parlemen. Situasi ekonomi Prancis juga semakin memburuk, yang menuntut langkah-langkah tegas untuk mengatasi keadaan.

Kebijakan kenaikan pajak tersebut mendapat sambutan dan pro-kontra di kalangan pelaku bisnis Prancis. Kepala Eksekutif TotalEnergies SE Patrick Pouyanne mencatat bahwa pemerintah lebih memilih untuk meningkatkan pajak daripada memangkas pengeluaran, yang dapat berdampak terbatas pada perusahaannya yang mayoritas membayar pajak di luar negeri. Di sisi lain, beberapa perusahaan Prancis menyatakan kesiapannya menghadapi peningkatan tagihan pajak, sambil menekankan pentingnya pemotongan pengeluaran sebagai prioritas utama.

Terlepas dari perdebatan mengenai kenaikan pajak, Presiden Macron memandang bahwa kebijakan utama yang harus diutamakan adalah tetap meningkatkan lapangan kerja di antara pekerja dari berbagai usia. Ia juga menekankan kompleksitas situasi ekonomi Prancis yang tidak memberikan banyak ruang untuk bermanuver dalam hal perpajakan, karena negara tersebut sudah mengumpulkan pajak paling banyak di Eropa dibandingkan dengan ukuran ekonominya.

Dalam memandang pada masa depan, Macron memperingatkan bahwa penyelesaian atas dampak kenaikan pajak bukanlah suatu hal yang mudah, dan bahwa kebijakan jangka pendek yang berlebihan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Sebagai presiden, dia yakin bahwa menangani situasi tersebut dengan bijak dan cerdas adalah kunci untuk membawa Prancis keluar dari kondisi yang sulit tersebut.

Dalam perspektif internasional, kebijakan yang diambil oleh pemerintah Prancis ini dapat berdampak pada kinerja ekonomi Eropa secara keseluruhan, dan dapat menjadi acuan bagi negara-negara lain dalam menangani situasi serupa. Oleh karena itu, situasi ini perlu dipantau secara cermat, sambil membaca kondisi dan respon dari berbagai pihak terkait untuk mencapai pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved