Legislator Israel: Kita Bayar Warga Palestina Berapa Pun Agar Pergi
Tanggal: 14 Jun 2024 08:18 wib.
Anggota Parlemen Knesset, Ohad Tal, mengungkapkan pandangannya terkait nasib warga Palestina di Jalur Gaza. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Israel di Nashville, Amerika Serikat, Tal menyatakan tiga opsi yang bisa diambil oleh warga Palestina.
Pertama, Tal menyebut bahwa warga Palestina harus bersiap untuk berperang melawan Israel jika mereka melakukan perlawanan. Pandangannya tersebut menyoroti reaksi keras terhadap upaya perlawanan dari pihak Palestina.
Selanjutnya, ia juga menjelaskan bahwa warga Palestina dapat tetap tinggal di Jalur Gaza, namun harus bersedia hidup di bawah pemerintahan Israel. Hal ini mencerminkan dominasi dan kontrol yang diusulkan oleh pemerintah Israel terhadap wilayah tersebut.
Ketiga, dalam pandangan Tal, warga Palestina diberikan opsi untuk meninggalkan Jalur Gaza dengan tawaran pembayaran berapapun yang diinginkan. Ungkapan kontroversial Tal terkait penawaran pembayaran ini diucapkannya dengan tegas dalam Konferensi Tingkat Tinggi Israel.
Tak hanya itu, Tal juga menegaskan bahwa wilayah Palestina seharusnya sepenuhnya berada di bawah kendali Israel. Pernyataannya tersebut menyoroti klaim eksklusivitas Israel atas seluruh daratan Palestina, dari sungai hingga laut.
Namun, pandangan Tal itu mendapat tanggapan dan kritikan dari berbagai pihak masyarakat. Pernyataannya yang keras terhadap warga Palestina menimbulkan argumen dan polemik di kalangan masyarakat.
Tal juga mengakui bahwa pemerintah Israel menawarkan tiga pilihan kepada warga Palestina. Jika warga Palestina masih ingin melawan, mereka harus siap menghadapi perlawanan balik dari Israel. Kemudian, jika mereka tetap ingin tinggal di wilayah tersebut, mereka harus menerima pemerintahan yang ditetapkan oleh Israel tanpa hak untuk memilih pemerintahan sendiri.
Perlu diketahui bahwa pernyataan kontroversial Tal datang sebagai reaksi terhadap proposal gencatan senjata yang diinisiasi oleh Amerika Serikat dan disepakati oleh Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada tanggal 11 Juni lalu. Proposal tersebut sedang ditinjau ulang oleh mediator, Qatar dan Mesir.
Di sisi lain, kelompok milisi Hamas menyatakan kesiapan mereka menerima proposal gencatan senjata dengan beberapa amandemen tertentu. Mereka berupaya untuk memastikan bahwa Israel benar-benar meninggalkan wilayah Palestina.
Namun, konflik yang terus berlanjut telah menelan korban jiwa di pihak Palestina. Data menunjukkan bahwa lebih dari 37.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel, dengan sebagian besar korban merupakan anak-anak dan perempuan.