Sumber foto: Google

Laut Cina Selatan Memanas Lagi, Indonesia Didesak Tegas Hadapi Ancaman!

Tanggal: 1 Jun 2025 10:15 wib.
Tampang.com | Ketegangan di Laut Cina Selatan kembali mencuat ke permukaan. Aktivitas kapal militer asing yang semakin agresif membuat kawasan perairan tersebut menjadi titik panas geopolitik Asia. Indonesia sebagai negara yang berbatasan langsung dengan zona konflik turut mendapat tekanan agar bersikap lebih tegas dalam menjaga wilayah dan kepentingan nasional.

Peningkatan Aktivitas Militer dan Klaim Sepihak

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah kapal penjaga pantai dan armada militer negara besar terlihat intens beroperasi di wilayah yang kerap menjadi sengketa. Di tengah meningkatnya patroli bersenjata, isu pelanggaran batas zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia pun kembali menyeruak.

“Ini bukan sekadar manuver biasa, tapi bagian dari strategi tekanan regional,” ungkap Nindyo, pakar hubungan internasional.

Indonesia Didesak Tidak Hanya Diam

Meski Indonesia secara resmi bukan pihak dalam konflik klaim wilayah di Laut Cina Selatan, kehadiran kapal asing yang kerap memasuki ZEE membuat publik geram. Desakan kepada pemerintah agar mengambil sikap lebih keras pun terus menguat, baik dari kalangan akademisi, pengamat militer, maupun tokoh masyarakat.

“Netralitas jangan dijadikan alasan untuk pasif. Kedaulatan tetap harus dijaga,” tegas Nindyo.

Ancaman terhadap Nelayan dan Ketahanan Pangan

Salah satu dampak langsung dari meningkatnya ketegangan ini adalah terganggunya aktivitas nelayan lokal. Banyak nelayan mengaku takut melaut karena kehadiran kapal asing bersenjata yang dianggap intimidatif. Situasi ini dikhawatirkan mengancam ketahanan pangan laut dan ekonomi pesisir.

“Banyak kapal besar mondar-mandir, kami takut ditangkap atau diserempet. Laut jadi tidak aman,” keluh Harun, nelayan dari Natuna.

Upaya Diplomasi Belum Cukup?

Pemerintah selama ini mengandalkan jalur diplomasi dan penguatan kerja sama regional sebagai respons utama. Namun banyak pihak menilai bahwa pendekatan ini belum cukup efektif. Dibutuhkan kombinasi antara diplomasi aktif dan kekuatan pertahanan yang nyata di lapangan.

“Diplomasi harus didukung kekuatan maritim yang kredibel. Tanpa itu, posisi kita akan lemah,” kata Nindyo.

Penguatan Armada dan Modernisasi Pertahanan Maritim

Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia dinilai perlu mempercepat modernisasi armada laut dan memperkuat kehadiran militer di wilayah perbatasan. Langkah ini penting untuk menjaga kredibilitas pertahanan dan melindungi sumber daya alam nasional dari eksploitasi pihak asing.

Kedaulatan Bukan untuk Ditawar

Laut adalah bagian tak terpisahkan dari identitas dan kekayaan bangsa. Ketegasan dalam menjaga batas maritim bukan hanya soal geopolitik, tapi juga soal harga diri nasional. Indonesia harus menunjukkan bahwa wilayahnya bukan zona abu-abu yang bisa diakses sembarangan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved