Laporan Global Witness: Tragedi 196 Aktivis Lingkungan Tewas Pada Tahun 2023
Tanggal: 12 Sep 2024 13:37 wib.
Sedikitnya 196 aktivis lingkungan tewas dibunuh pada tahun lalu karena upaya mereka dalam melindungi masyarakat dan bumi ini, menurut laporan yang dirilis oleh Global Witness pada Selasa (10/9).
Menurut laporan LSM internasional tersebut, angka kematian aktivis lingkungan di seluruh dunia pada periode 2012-2023 mencapai 2.106. Data tersebut sangat mengkhawatirkan karena menunjukkan risiko yang semakin meningkat bagi para pejuang lingkungan.
Kolombia menjadi sorotan utama dalam laporan ini karena tercatat sebagai negara paling berbahaya bagi aktivis lingkungan dengan 79 kasus pembunuhan pada tahun lalu. Jumlah ini meningkat signifikan dari 60 kematian pada tahun 2022 dan 33 kematian pada tahun 2021. Fakta bahwa angka kematian pada 2023 mencapai rekor tertinggi yang pernah dicatat oleh Global Witness dalam satu negara pada satu tahun menunjukkan bahwa situasi di Kolombia semakin memburuk. Selain itu, Kolombia juga memegang posisi puncak sebagai negara dengan jumlah pembunuhan terbanyak terhadap aktivis lingkungan selama satu dekade terakhir, dengan 461 kasus dilaporkan.
Tidak hanya Kolombia, negara-negara Amerika Latin lainnya juga mencatat tingkat kekerasan yang mengkhawatirkan. Brasil melaporkan 25 kasus pembunuhan aktivis lingkungan, sementara Meksiko dan Honduras masing-masing mencatat 18 kasus. Honduras, dengan jumlah penduduknya, tercatat memiliki tingkat pembunuhan aktivis lingkungan yang paling tinggi di Amerika Tengah, sehingga menjadikannya sebagai salah satu kawasan paling berbahaya bagi para pejuang lingkungan.
Atas tingginya angka kematian aktivis lingkungan, terutama di Amerika Latin, Global Witness juga menyoroti bahwa penduduk asli dan orang keturunan Afrika menjadi sasaran pembunuhan. Dari seluruh kasus, 49% korban berasal dari kalangan tersebut.
Laura Furones, penasihat senior Global Witness, menyampaikan kekhawatiran bahwa pada saat krisis iklim semakin parah, para pejuang lingkungan justru menghadapi kekerasan, intimidasi, dan akhirnya kematian. Dia juga meminta agar pemerintah di seluruh dunia mengambil langkah tegas untuk melindungi para aktivis ini dan menangani akar permasalahan yang memicu kekerasan terhadap mereka.