Langit Lebanon Ditutup Meniadakan Aktivitas Penerbangan Akibat Ketegangan Israel-Iran
Tanggal: 19 Jun 2025 23:01 wib.
Di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, Lebanon mengambil langkah preventif dengan menutup seluruh wilayah udaranya. Penutupan ini dimulai pada Jumat malam dan dijadwalkan berakhir pada pukul 06.00 pagi waktu setempat (GMT+3) pada hari Sabtu. Keputusan ini diambil oleh Fayez Rasamny, Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon, sebagai respons atas eskalasi terbaru dalam konflik yang membahayakan stabilitas kawasan.
Pada malam yang sama, warga Beirut melaporkan menyaksikan peluncuran puluhan rudal yang diluncurkan oleh Iran menuju wilayah Israel. Laporan ini dikutip dari kantor berita Lebanon, NNA, yang menggambarkan betapa seriusnya situasi tersebut. Menteri Rasamny memutuskan untuk menutup ruang udara Lebanon mulai pukul 22.30 malam. Keputusan ini tentunya memengaruhi banyak maskapai penerbangan yang terpaksa membatalkan atau merubah rute penerbangan di seluruh wilayah Timur Tengah akibat ketegangan yang meningkat ini.
Menurut Amir Saeid Iravani, Wakil Tetap Iran untuk PBB, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, setidaknya 78 orang dikonfirmasi tewas dan 320 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Israel. Peristiwa yang terjadi pada Jumat dini hari tersebut dikenal dengan nama Operasi Rising Lion, yang melibatkan serangan terhadap berbagai target di seluruh Iran, termasuk ibu kota Teheran. Dalam serangan tersebut, beberapa pejabat tinggi militer Iran dan para ilmuwan nuklir dilaporkan menjadi korban.
Sebagai bentuk balasan terhadap serangan tersebut, Iran meluncurkan Operasi True Promise 3, yang ditujukan untuk menargetkan instalasi militer Israel. Ketegangan yang semakin meningkat antara kedua negara ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan banyak negara dan organisasi internasional tentang potensi dampak luas dari konflik yang belum mereda ini. Situasi ini tidak hanya memengaruhi Lebanon, tetapi juga seluruh dinamika geopolitik di kawasan Timur Tengah yang sudah rawan.