Sumber foto: Google

Krisis Energi Global !?, Negara-Negara Mulai Beralih ke Sumber Energi Terbarukan

Tanggal: 23 Sep 2024 14:55 wib.
Tampang.com | Di tengah meningkatnya krisis energi global yang dipicu oleh ketergantungan pada bahan bakar fosil, banyak negara kini mulai beralih ke sumber energi terbarukan. Permintaan akan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan telah mendorong investasi besar-besaran dalam tenaga surya, angin, dan hidrogen hijau. Bagaimana langkah-langkah ini akan mempengaruhi masa depan ekonomi global?

1. Lonjakan Investasi pada Energi Terbarukan

Investasi global dalam energi terbarukan telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan dari International Energy Agency (IEA), pada 2024, diperkirakan investasi dalam energi terbarukan akan melampaui investasi dalam bahan bakar fosil untuk pertama kalinya. Negara-negara seperti China, Amerika Serikat, dan Jerman memimpin dalam hal investasi besar-besaran pada pembangkit tenaga surya dan angin.

Fakta: Pembangkit tenaga surya dan angin kini menjadi sumber energi paling murah di banyak negara, melampaui bahan bakar fosil.

2. Eropa Memimpin Revolusi Energi

Eropa berada di garis depan dalam transisi ke energi terbarukan, terutama karena krisis energi yang diperburuk oleh ketergantungan pada gas alam Rusia. Uni Eropa telah meluncurkan inisiatif ambisius untuk menjadi benua netral karbon pada 2050, dengan investasi besar-besaran dalam tenaga angin lepas pantai dan hidrogen hijau.

Fakta: Negara-negara seperti Denmark dan Belanda telah mencapai lebih dari 50% penggunaan energi terbarukan dalam bauran energi nasional mereka.

3. Pergeseran Kebijakan di Asia

Negara-negara di Asia, seperti India dan China, juga mempercepat adopsi energi terbarukan. China, sebagai penghasil emisi karbon terbesar di dunia, telah mengumumkan rencana untuk mencapai puncak emisi karbon pada 2030 dan netralitas karbon pada 2060. India, yang mengalami peningkatan kebutuhan energi yang besar, juga sedang mengembangkan proyek tenaga surya terbesar di dunia.

Fakta: India menargetkan 50% kapasitas energi dari sumber terbarukan pada 2030.

4. Tantangan dan Hambatan dalam Transisi Energi

Meskipun banyak negara berkomitmen untuk transisi ke energi terbarukan, masih ada tantangan besar yang harus dihadapi. Salah satunya adalah ketergantungan infrastruktur global pada bahan bakar fosil, seperti pembangkit listrik batu bara dan jaringan distribusi energi yang belum siap untuk integrasi energi terbarukan. Selain itu, biaya awal pengembangan teknologi energi terbarukan masih cukup tinggi.

Fakta: Tantangan logistik dan penyimpanan energi, seperti baterai skala besar untuk menyimpan tenaga surya dan angin, menjadi perhatian utama dalam skala global.

5. Masa Depan Ekonomi Energi Global

Dengan krisis energi yang melanda berbagai negara, masa depan energi global semakin jelas bergerak menuju solusi yang lebih ramah lingkungan. Selain menjaga kestabilan pasokan energi, transisi ini juga membuka peluang ekonomi baru di bidang teknologi hijau, lapangan kerja baru, dan industri berkelanjutan.

Fakta: Diperkirakan bahwa industri energi terbarukan dapat menciptakan lebih dari 30 juta pekerjaan baru di seluruh dunia pada 2030.

Krisis energi global telah mempercepat transisi menuju energi terbarukan. Meski menghadapi banyak tantangan, kemajuan teknologi dan investasi besar-besaran memberikan harapan bahwa masa depan energi global akan lebih bersih dan berkelanjutan. Langkah-langkah ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved