Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya
Tanggal: 17 Mei 2024 21:19 wib.
Militer Korea Selatan pada Jumat (17/5/2024) mengumumkan bahwa Korea Utara telah melakukan peluncuran rudal balistik tak dikenal. Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, menyatakan keprihatinannya atas tindakan provokatif ini dan menekankan pentingnya menjaga stabilitas regional.
Peluncuran rudal ini terjadi beberapa jam setelah Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, membantah tuduhan bahwa Pyongyang mengirim senjata ke Rusia. Hal ini menunjukkan adanya ketegangan antara Korea Utara dan negara-negara lain terkait klaim pengiriman senjata tersebut.
Kepala Staf Gabungan Seoul mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah menembakkan rudal balistik tak dikenal ke arah Laut Timur, yang juga dikenal sebagai Laut Jepang. Hal ini memicu kekhawatiran tidak hanya di Korea Selatan, tetapi juga di Jepang dan negara-negara lain di Asia Timur.
Menurut laporan dari stasiun penyiaran Jepang NHK, rudal yang ditembakkan tersebut hanya memiliki jangkauan pendek dan telah jatuh di perairan sekitar Korea Utara. Namun demikian, tindakan ini tetap mengundang kecaman dari masyarakat internasional karena dapat mengancam stabilitas regional.
Kim Yo Jong, dalam pernyataannya, menuduh Korea Selatan dan Amerika Serikat atas penyebaran informasi yang menyesatkan terkait pengiriman senjata oleh Korea Utara. Hal ini menandakan adanya ketegangan diplomatik antara Korea Utara dan negara-negara lain, yang bisa memperburuk situasi yang sudah tegang di Semenanjung Korea.
Korea Utara sudah lama menjadi sorotan dunia karena serangkaian uji coba rudal dan senjata. Pada bulan April, Korea Utara telah melepaskan rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timurnya, yang juga menuai keprihatinan dari negara-negara tetangga.
Sebagai negara yang dikenakan sejumlah sanksi oleh PBB, Korea Utara seharusnya menahan diri dari melakukan uji coba senjata apapun yang dapat mengancam perdamaian dan keamanan regional. Namun demikian, tindakan provokatif tersebut menunjukkan bahwa Korea Utara masih terus meningkatkan kemampuan militer dan mengabaikan larangan-larangan internasional.
Selain itu, tudingan bahwa Korea Utara mentransfer senjata ke Rusia juga menjadi perhatian serius bagi komunitas internasional. Beberapa laporan menyebutkan bahwa sekitar 7.000 kontainer senjata telah dikirim ke Rusia untuk digunakan di Ukraina sejak Juli 2023. Hal ini menunjukkan adanya komplikasi dalam hubungan antara Korea Utara, Rusia, dan Ukraina, yang dapat memicu konflik regional yang lebih luas.
Korea Utara juga terus meningkatkan kemampuan militer mereka dengan mengadopsi teknologi-teknologi baru, terutama dari negara-negara seperti Rusia. Korea Utara bahkan telah mengumumkan rencana untuk melengkapi militernya dengan peluncur roket ganda 240 mm baru pada tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa Korea Utara tidak berniat mengurangi ambisinya dalam hal pengembangan dan penggunaan teknologi militer.