Korea Selatan Akan Bentuk Kementerian Khusus untuk Mengatasi Angka Kelahiran Rendah
Tanggal: 13 Mei 2024 20:14 wib.
Pemimpin Korea Selatan pada hari Kamis (9/5/2024) mengatakan dia berencana membentuk kementerian baru untuk mengatasi darurat nasional atas tingkat kelahiran yang sangat rendah di negara tersebut. Hal ini merupakan respons terhadap krisis demografi yang semakin parah di Korea Selatan.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Presiden Yoon Suk Yeol menyampaikan rencananya untuk meminta kerja sama parlemen dalam membentuk Kementerian Penanggulangan Angka Kelahiran Rendah. Pernyataan tersebut menandakan keseriusan pemerintah Korea Selatan dalam menangani isu tersebut.
Presiden Yoon Suk Yeol juga mengakui bahwa pemerintahannya sebelumnya telah gagal dalam upaya meningkatkan kehidupan masyarakat. Dia berjanji akan memanfaatkan masa jabatannya selama tiga tahun ke depan untuk meningkatkan perekonomian dan mengatasi angka kelahiran rendah yang mengkhawatirkan.
Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan tingkat kesuburan terendah di dunia. Tingkat kesuburan ini menunjukkan jumlah rata-rata anak yang akan dimiliki seorang wanita seumur hidupnya. Angka kesuburan di Korea Selatan tercatat hanya sebesar 0.72 pada tahun 2023, mengalami penurunan dari 0,78 pada tahun sebelumnya. Penurunan ini juga merupakan bagian dari tren penurunan tahunan yang panjang.
Angka kelahiran yang rendah dapat berdampak serius pada berbagai aspek kehidupan di Korea Selatan, termasuk dalam hal ekonomi, keberlanjutan sosial, dan keberlanjutan populasi. Dengan jumlah penduduk yang semakin menua dan rendahnya angka kelahiran, negara ini dihadapkan pada tantangan besar dalam menjaga pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya.
Dalam mengatasi masalah ini, pembentukan Kementerian Penanggulangan Angka Kelahiran Rendah menjadi langkah penting yang diambil oleh pemerintah Korea Selatan. Diharapkan kementerian baru ini dapat merumuskan kebijakan-kebijakan yang dapat memberikan insentif bagi pasangan muda untuk memiliki anak, meningkatkan dukungan bagi keluarga selama masa kehamilan dan setelah kelahiran, serta mengurangi hambatan-hambatan ekonomi dan sosial yang menjadi faktor penurunan angka kelahiran.
Upaya pemerintah Korea Selatan juga perlu didukung oleh berbagai sektor, terutama dalam bidang pendidikan, lapangan kerja, kesehatan, serta kebijakan lingkungan yang mendukung keberlanjutan populasi manusia di negara tersebut.
Isu angka kelahiran rendah tidak hanya terkait dengan masalah demografi, tetapi juga mencakup dimensi-dimensi sosial, ekonomi, dan keberlanjutan. Oleh karena itu, penanganan isu ini memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan terpadu dari berbagai pihak terkait.
Langkah yang diambil oleh pemerintah Korea Selatan ini menjadi salah satu contoh dari upaya serius dalam menangani krisis demografi di era modern. Melalui kementerian khusus ini, diharapkan dapat tercipta kebijakan-kebijakan yang efektif dalam meningkatkan angka kelahiran dan memperbaiki kondisi demografi di negara tersebut.
Peningkatan angka kelahiran bukanlah tugas yang mudah, namun dengan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan berbagai sektor terkait, langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam memperbaiki kondisi demografi di Korea Selatan.
Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki anak, dukungan kebijakan yang inklusif bagi perempuan dan keluarga, serta perbaikan dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi dapat menjadi faktor penentu dalam mengatasi krisis demografi dan mengembalikan keseimbangan dalam angka kelahiran di Korea Selatan.