Sumber foto: iStock

Korban Tewas Badai Trami di Filipina Bertambah Jadi 70 Jiwa

Tanggal: 27 Okt 2024 15:13 wib.
Badai Tropis Dahsyat Trami telah menyebabkan kengerian di Filipina. Saat ini, jumlah korban tewas akibat badai itu telah mencapai setidaknya 70 orang, dan situasi ini memicu kekhawatiran yang mendalam di negara Asia Tenggara tersebut. Para petugas penyelamat bekerja keras untuk menyelamatkan korban-korban yang terjebak, sementara pemerintah dan masyarakat bersiap menghadapi ancaman badai baru dan kemungkinan kembalinya Trami.

Adalah kota Talisay, di Provinsi Batangas, selatan ibu kota Filipina, yang menjadi saksi tragis dari bencana alam ini. Tanah longsor yang disebabkan oleh badai Trami telah mengubur 18 orang di desa tersebut pada malam Jumat (25/10/2024). Bahkan, sebagian besar korban tewas akibat badai ini terjadi di pulau utama Luzon, menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga korban.

Tak hanya manusia yang menjadi korban, lebih dari 4,2 juta orang terdampak oleh dampak buruk badai ini. Badan pemantau risiko bencana melaporkan bahwa kerusakan akibat Trami pada pertanian dan infrastruktur mencapai 291 juta peso (US$5 juta) pada Sabtu (26/10/2024). Dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh badai ini tentunya menjadi beban yang berat bagi pemerintah dan masyarakat setempat.

Namun, situasi ini belum sepenuhnya mereda, karena Trami kemungkinan besar akan kembali ke arah Filipina sebelum kemudian menghantam Vietnam. Hal ini disebabkan oleh potensi interaksi Trami dengan badai tropis lain yang disebut Kong-Rey, menurut peramal cuaca Filipina, Pagasa. 

Diperkirakan badai ini akan melanda Filipina dengan kekuatannya paling cepat pada Minggu (27/10/2024), dan hal ini membuat pemerintah mengambil tindakan pencegahan dengan menutup sekolah-sekolah, meliburkan pekerja kantor-kantor pemerintah, serta menutup pasar mata uang.

Lebih lanjut, badai tropis Kong-Rey juga menjadi perhatian serius. Badai ini diperkirakan akan menjadi topan pada Senin (28/10/2024) sebelum akhirnya meninggalkan Filipina. Dengan adanya dua badai tropis yang berpotensi melanda Filipina, kekhawatiran akan kerugian dan dampak yang mungkin ditimbulkan semakin memuncak.

Hal ini juga menyoroti fakta bahwa Filipina merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap peristiwa cuaca terkait iklim di kawasan Asia Tenggara. Rata-rata, negara tersebut menghadapi sekitar 20 topan setiap tahun, memperlihatkan tingkat risiko yang tinggi terkait bencana alam semacam ini.

Dalam menghadapi situasi ini, pemerintah dan masyarakat Filipina perlu bersiap secara menyeluruh untuk menghadapi ancaman badai Trami dan Kong-Rey. Langkah-langkah pencegahan dan evakuasi perlu ditingkatkan, termasuk penyediaan bantuan darurat, tempat penampungan sementara, dan peralatan penyelamat. Selain itu, komunikasi yang efektif dan sistem peringatan dini juga menjadi kunci penting dalam memitigasi dampak buruk dari ancaman badai ini.

Dalam kondisi darurat semacam ini, perlu adanya kerjasama dan dukungan dari negara-negara tetangga serta lembaga internasional. Bantuan logistik, medis, dan keuangan akan sangat diperlukan untuk membantu Filipina pulih dari bencana alam yang sedang mereka hadapi.

Kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana alam, pembangunan infrastruktur anti-bencana, dan perencanaan adaptasi iklim menjadi lebih mendesak dari sebelumnya. Langkah-langkah preventif yang komprehensif perlu diambil untuk mengurangi kerentanan Filipina terhadap bencana alam, sehingga negara ini dapat lebih siap menghadapi tantangan iklim di masa depan.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved