Konklaf Paus Baru Dimulai Hari Ini: 133 Kardinal Tentukan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik
Tanggal: 8 Mei 2025 10:28 wib.
Tampang.com — Prosesi sakral pemilihan Paus baru resmi dimulai hari ini, Rabu (7/5/2025), di Kapel Sistina, Vatikan. Sebanyak 133 kardinal dari seluruh dunia berkumpul dalam konklaf tertutup untuk memilih penerus mendiang Paus Fransiskus, yang wafat pada 21 April lalu.
Selama sembilan hari terakhir, umat Katolik di seluruh dunia telah mengikuti misa dan doa mengenang pemimpin spiritual yang menjabat sejak 2013. Kini, sorotan tertuju pada proses yang akan menentukan arah Gereja Katolik ke depan.
Prosesi Sakral: Dari Jubah Merah hingga Sumpah Kerahasiaan
Para kardinal memasuki Kapel Sistina dari Basilika Santo Petrus dengan mengenakan jubah merah, sebagai simbol pengabdian dan kesiapan untuk mempertaruhkan nyawa demi iman. Sebelum pemungutan suara, mereka menjalani ritual sumpah kerahasiaan, menyerahkan ponsel, dan berkomitmen untuk tidak mengungkap proses konklaf kepada siapa pun di luar.
Di dalam ruangan bersejarah yang dihiasi lukisan Michelangelo itu, mereka duduk di meja masing-masing, di mana telah disediakan pena dan kertas suara bertuliskan kalimat Latin “Eligo in summum pontificem” — “Saya memilih sebagai Paus tertinggi.”
Pemungutan Suara yang Dihitung dengan Ketat
Setelah menulis nama pilihan, setiap kardinal melipat surat suara dan memasukkannya ke dalam sebuah guci perunggu. Proses penghitungan dilakukan dengan cermat dan diawasi oleh tim yang terdiri dari tiga pengawas, tiga infirmari (untuk mengurus kardinal yang sakit), dan tiga petugas revisi, yang dipilih secara acak.
Surat suara yang telah dihitung akan dijahit menjadi satu bundel sebelum dibakar. Jika belum ada satu pun kandidat yang meraih dua pertiga suara, maka asap hitam akan mengepul dari cerobong Kapel Sistina — tanda belum terpilihnya Paus baru.
Putaran demi Putaran Sampai Terpilihnya Pemimpin Baru
Pada hari pertama, biasanya hanya dilakukan satu kali pemungutan suara malam. Jika belum ada hasil, maka konklaf berlanjut dengan empat putaran per hari — dua di pagi hari dan dua di sore.
Selama masa ini, para kardinal tidak hanya memberikan suara, tetapi juga banyak berdoa dan bermeditasi. Begitu seorang kandidat memperoleh dukungan mayoritas, asap putih akan keluar dari cerobong sebagai tanda bahwa umat Katolik di seluruh dunia telah memiliki seorang Paus baru.
Ritual Setelah Paus Baru Terpilih
Setelah pemilihan, Dekan Dewan Kardinal akan menanyakan kepada kandidat terpilih apakah ia menerima jabatan tertinggi itu. Bila setuju, ia kemudian memilih nama kepausannya dan menuju ke Ruang Air Mata untuk berganti pakaian dari jubah merah menjadi jubah putih Paus.
Menariknya, jubah yang digunakan kali ini kemungkinan adalah hasil daur ulang dari konklaf sebelumnya, sebagai simbol kesederhanaan.
Setelah itu, Paus baru akan muncul di balkon utama Basilika Santo Petrus. Kardinal diakon senior akan menyampaikan pengumuman ikonik: “Habemus Papam!” — “Kita punya Paus!” — yang disambut gemuruh umat yang menanti di Lapangan Santo Petrus.
Dunia Menanti Sosok Pemimpin Baru Gereja Katolik
Konklaf kali ini menjadi momen penting yang dinanti-nanti umat Katolik di seluruh dunia. Di tengah berbagai tantangan global dan perubahan zaman, siapa pun yang terpilih akan memegang tanggung jawab besar sebagai pemimpin spiritual bagi lebih dari satu miliar umat.