Komandan Senior Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Gaza
Tanggal: 16 Jul 2024 17:29 wib.
Militer Israel melaporkan bahwa komandan militer senior Hamas, Rafa Salama, yang disebut sebagai "salah satu dalang" serangan 7 Oktober yang memicu perang di Gaza, telah tewas dalam serangan Israel di wilayah tersebut.
Dalam sebuah pernyataannya, militer Israel menyebutkan bahwa angkatan udara Israel "menyerang dan melenyapkan komandan Brigade Khan Yunis Hamas, Rafa Salama" dalam serangan pada hari Sabtu (13/7) di Jalur Gaza selatan. Serangan tersebut juga menargetkan Mohammed Deif, panglima militer kelompok milisi Palestina tersebut, kata pihak militer Israel.
Seorang pejabat Hamas menyatakan bahwa Deif masih hidup dan mengawasi operasi pada hari Minggu (14/7). Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengakui bahwa "tidak ada kepastian" bahwa Deif telah terbunuh.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan di Gaza, terdapat 92 orang yang tewas dan lebih dari 300 orang terluka dalam serangan di kamp Al-Mawasi, tempat puluhan ribu pengungsi Palestina mencari perlindungan.
Militer Israel menyebutkan bahwa serangan pada hari Sabtu tersebut memiliki tujuan untuk menyerang Deif dan Salama di "area terbuka" yang "bukan kompleks tenda, namun kompleks operasional."
Disisi lain, militer Israel mengakui bahwa Salama merupakan salah satu "rekan terdekat" Deif dan "salah satu dalang pembantaian 7 Oktober" di Israel selatan. Diketahui bahwa Salama bergabung dengan Hamas pada awal tahun 1990-an dan menjadi komandan batalyon, serta memainkan peran penting dalam penculikan tentara Israel Gilad Shalit pada tahun 2006. Shalit kemudian dibebaskan pada tahun 2011 dengan imbalan lebih dari 1.000 tahanan Palestina.
Di tahun 2016, Salama menjadi komandan Brigade Khan Yunis Hamas dan bertanggung jawab atas peluncuran roket ke Israel serta "dua terowongan ofensif".
Serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober menyebabkan kematian 1.195 orang, di mana sebagian besar adalah warga sipil, menurut perhitungan AFP berdasarkan data Israel.
Sementara itu, pembalasan militer Israel telah menewaskan sedikitnya 38.584 orang di Gaza, dimana sebagian besar adalah warga sipil, menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas.
Pembunuhan Rafa Salama merupakan bagian dari ketegangan yang terus meningkat antara kedua belah pihak di wilayah konflik ini. Hamas secara terbuka telah menyatakan perlawanan terhadap pendudukan Israel atas wilayah Palestina, sementara Israel mengklaim bahwa tindakan mereka bertujuan untuk melindungi warga sipil dari serangan raket Hamas.
Konflik di wilayah ini telah menyebabkan kehancuran besar dan menimbulkan penderitaan bagi rakyat Palestina dan Israel. Kedua belah pihak perlu mencari jalan keluar yang damai dan berkelanjutan demi keamanan kedua belah pihak serta stabilitas di wilayah tersebut.