Sumber foto: detik.news.com

Kisah Ironi dari Sebuah Rumah Sakit Terbesar di Gaza: Al Shifa

Tanggal: 6 Apr 2024 04:13 wib.
Dalam dua minggu pengepungan Israel setelah serangkaian serbuan sebelumnya, Rumah Sakit Al Shifa, fasilitas medis terbesar di Gaza, Palestina, kini telah hancur dan tidak lagi berfungsi.

Sejak didirikan pada tahun 1946, rumah sakit ini telah memainkan peran penting dalam memberikan perawatan medis kepada rakyat Palestina di Gaza selama periode agresi Israel. Secara historis, Al Shifa disebut sebagai "Dar Al Shifa" atau "Rumah Penyembuhan" dalam bahasa Arab.

Ironisnya, Rumah Sakit Al Shifa, yang semula menjanjikan perawatan dan pengobatan kepada rakyat Palestina, kini telah tragis berubah menjadi panggung untuk pembunuhan mengerikan oleh pasukan Israel, mulai dari bayi dalam inkubator hingga tenaga medis dan warga sipil yang terusir.

Rumah sakit ini sebelumnya telah menampung ribuan warga sipil Palestina yang terusir sebelum Israel memberlakukan pengepungan mendadak.

Laporan mengerikan mulai berkembang setelah Israel mundur dari area tersebut, mengungkapkan mayat yang ditabrak oleh kendaraan militer dan mayat yang membusuk masih bersorban, serta kehancuran intensif rumah sakit dan sekitarnya.

Rumah sakit ini menjadi sasaran utama serangan Israel sejak perang di Gaza dimulai, dengan Israel menyatakan bahwa kompleks tersebut digunakan sebagai pusat operasi Hamas untuk membenarkan serangan mereka, klaim yang tegas dibantah oleh kelompok perlawanan Palestina.

Rumah Sakit Al Shifa bukan hanya mewakili tempat penting dalam penyediaan layanan kesehatan, tetapi juga menjadi simbol tragedi Palestina yang tak terhitung jumlahnya selama konflik dengan Israel. Saat ini, hancurnya rumah sakit tersebut telah menyisakan dampak yang mengguncang, baik secara kemanusiaan maupun politik.

Dampak dari kehancuran Al Shifa tidak hanya dirasakan oleh rakyat Palestina saja, tetapi juga menciptakan gelombang kecaman internasional terhadap Israel. Sejumlah negara dan lembaga internasional telah mengutuk keras serangan terhadap fasilitas medis tersebut, menyatakan bahwa tindakan tersebut melanggar hukum kemanusiaan internasional.

Sebagai rumah sakit paling penting di wilayah itu, kehancuran Al Shifa membawa konsekuensi serius terhadap akses perawatan medis bagi masyarakat Gaza yang terus menderita akibat konflik yang tak kunjung reda. Banyaknya pasien yang kini kehilangan tempat untuk mendapatkan perawatan menjadi dilema besar bagi otoritas kesehatan setempat.

Selanjutnya, kehancuran Al Shifa juga menciptakan kekosongan dalam pelayanan kesehatan di Gaza, di mana rumah sakit ini tidak hanya menjadi tempat perawatan, tetapi juga pusat pendidikan bagi dokter dan tenaga medis. Kehadiran Al Shifa telah menjadi sebuah bentuk harapan bagi masyarakat Gaza, yang kini harus dihadapkan pada kenyataan yang pahit akan kehancuran yang melanda fasilitas kesehatan mereka.

Maka, peristiwa tragis ini menjadi bukti nyata dari pertempuran yang terus berlanjut antara Palestina dan Israel, serta akibat tragis yang ditanggung masyarakat Palestina atas kehancuran Al Shifa. Diperlukan upaya bersama untuk mendukung pemulihan dan pemulihan kembali akses pelayanan kesehatan yang layak bagi rakyat Gaza, yang sudah terlalu lama hidup dalam keterbatasan dankesulitan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved