Sumber foto: website

Kim Jong Un Perintahkan Korut Produksi Massal Drone Bunuh Diri

Tanggal: 16 Nov 2024 22:38 wib.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memimpin uji coba pesawat nirawak (drone) bunuh diri dan memerintahkan produksi massal senjata udara tersebut. Hal ini disampaikan oleh media pemerintah pada Jumat, (15/11/2024). Kim menekankan bahwa pengenalan drone semacam itu di seluruh dunia memerlukan pembaruan teori militer yang mendesak.

Menurut laporan media, Kim Jong Un sebelumnya telah mengawasi uji coba drone bunuh diri pada awal tahun ini, seiring dengan kerja sama militer yang berkembang pesat dengan Rusia. Kerja sama ini menimbulkan pertanyaan apakah Korea Utara menerima bantuan teknis dari Moskow untuk mengembangkan drone tersebut.

Pesawat nirawak jenis ini, yang dikenal juga sebagai amunisi yang berkeliaran, telah banyak digunakan dalam berbagai konflik di dunia, termasuk perang di Ukraina dan di beberapa wilayah di Timur Tengah.

Menurut kantor berita negara KCNA, Kim Jong Un telah menekankan perlunya membangun sistem produksi serial sedini mungkin dan mulai memproduksi secara massal senjata ini. Hal ini menggambarkan perhatian serius Korea Utara dalam meningkatkan kemampuan militer dan mengikuti perkembangan teknologi militer terkini di dunia.

Lebih lanjut, Kim juga menyoroti persaingan yang semakin ketat dalam penggunaan pesawat nirawak untuk keperluan militer di seluruh dunia. Hal ini menandakan bahwa otoritas militer di berbagai negara mengakui keberhasilan serta efektivitas penggunaan drone dalam konflik berskala kecil maupun besar.

Kim Jong Un juga menegaskan urgensi pembaruan pada berbagai aspek teori, praktik, dan pendidikan militer sebagai respon terhadap perubahan objektif dalam dinamika konflik di dunia saat ini. Hal ini mengindikasikan kesadaran pemerintah Korea Utara akan pentingnya terus melakukan inovasi dan penyesuaian dalam strategi pertahanan dan keamanan nasional.

Selain itu, Korea Utara telah mengirim pesawat nirawak melintasi perbatasan ke Korea Selatan dan terbang selama berjam-jam di area-area penting, termasuk ibu kota Seoul dan zona larangan terbang di sekitar kantor kepresidenan Korea Selatan. Tindakan ini tidak hanya menjadi ancaman keamanan, tetapi juga menciptakan ketegangan di kawasan itu, yang mempengaruhi stabilitas keamanan regional.

Penting untuk dicatat bahwa Korea Utara dan Rusia baru-baru ini meratifikasi kemitraan strategis komprehensif yang mencakup pakta pertahanan bersama antara kedua negara. Hal ini menunjukkan bahwa kerja sama militer antara Korea Utara dan Rusia semakin menguat, terutama dalam hal teknologi militer dan strategi pertahanan.

Selain itu, dengan mengerahkan pasukannya ke garis depan barat Rusia dalam perang dengan Ukraina, Korea Utara juga terlibat dalam pertempuran melawan Ukraina bersama pasukan Rusia. Hal ini mencerminkan keterlibatan aktif Korea Utara dalam konflik global dan dampaknya terhadap dinamika kekuatan di tingkat global.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved