“Kiamat Lautan”: 10 Kota Dunia Menuju Tenggelam, Jakarta dalam Ancaman Nyata?
Tanggal: 5 Apr 2025 19:14 wib.
NASA kembali mengeluarkan peringatan serius mengenai ancaman kenaikan permukaan laut akibat perubahan iklim global. Fenomena mencairnya es di kutub, yang kian masif, membuat ketinggian air laut diprediksi meningkat antara 3 hingga 6 kaki pada tahun 2100. Proyeksi ini mengindikasikan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia berisiko kehilangan tempat tinggal, terutama mereka yang tinggal di wilayah pesisir padat penduduk.
Salah satu wilayah yang sangat rentan terhadap ancaman ini adalah Jakarta, Indonesia. Berdasarkan laporan dari Sciencing, Jakarta termasuk dalam daftar kota yang diperkirakan akan tenggelam jika tidak ada upaya mitigasi yang signifikan. Kota ini bahkan disebut sebagai salah satu kota yang paling cepat tenggelam di dunia.
Fenomena banjir yang makin sering terjadi menjadi sinyal awal dari bencana yang lebih besar. Pada Maret 2025, kawasan Jabodetabek, termasuk Bekasi, dilanda banjir parah yang lebih buruk dibanding tahun 2016 dan 2020. Sciencing menyebutkan bahwa Jakarta kini tenggelam sekitar 17 cm per tahun. Ini diperparah dengan kondisi geografis kota yang dibangun di atas dataran rendah bekas rawa serta adanya 13 sungai yang mengalir menuju Laut Jawa.
Banjir besar tahun 2007 menjadi catatan kelam, ketika lebih dari 80 nyawa melayang dan kerugian mencapai ratusan juta dolar. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mendorong pemerintah Indonesia untuk memindahkan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN), yang diharapkan rampung pada tahun 2045 sebagai bentuk adaptasi terhadap risiko tenggelamnya Jakarta.
Namun, ancaman tidak hanya datang kepada Jakarta. Terdapat sembilan kota besar lainnya yang menghadapi risiko serupa:
1. Alexandria, Mesir
Kota kedua terbesar di Mesir ini memiliki populasi 5,7 juta jiwa dan menjadi pusat penting dalam perdagangan minyak dunia. Ironisnya, penggunaan bahan bakar fosil menjadi penyumbang utama pemanasan global yang mempercepat pencairan es di kutub. Diprediksi, 30% wilayah Alexandria akan terendam pada 2050, menyebabkan eksodus besar-besaran sekitar 1,5 juta orang dan mengancam eksistensi Delta Nil.
2. Miami, Amerika Serikat
Dengan populasi sekitar 460 ribu jiwa, Miami merupakan bagian dari kawasan metropolitan besar di AS. Sebanyak 60% wilayahnya hanya berada 6 kaki di atas permukaan laut, dan diperkirakan akan tenggelam pada 2060. Pembangunan mewah di pesisir justru memperburuk ancaman ini, dan bila terjadi, dampaknya diprediksi menjadi salah satu bencana ekonomi terbesar dalam sejarah.
3. Lagos, Nigeria
Lagos adalah kota terbesar di Afrika dengan 16,5 juta penduduk. Banjir musiman di kota ini menyebabkan kerugian miliaran dolar tiap tahunnya. Kota ini tenggelam lebih dari 3 inci setiap tahun, membuatnya masuk daftar kota paling berisiko.
4. Dhaka, Bangladesh
Ibukota Bangladesh ini dihuni hampir 24 juta jiwa dan kerap menghadapi bencana alam. Tenggelam setengah inci per tahun, Dhaka termasuk dalam sepuluh kota dunia yang paling terdampak perubahan iklim menurut PBB.
5. Yangon, Myanmar
Dengan populasi 5,7 juta jiwa, Yangon menghadapi ancaman ganda dari banjir dan aktivitas seismik di sekitar Sesar Sagaing. Potensi gempa besar bisa menyebabkan keruntuhan infrastruktur dan mempercepat tenggelamnya kota ini.
6. Bangkok, Thailand
Bangkok, yang dihuni oleh lebih dari 11 juta jiwa, mengalami penyusutan daratan setiap tahun akibat naiknya permukaan laut. Diperkirakan, setiap tahun garis pantai akan masuk sejauh 1 km ke daratan. Jika tren ini berlanjut, Bangkok bisa lenyap dalam 100 tahun ke depan.
7. Kolkata, India
Kota dengan populasi 15,6 juta ini terancam tenggelam bukan hanya karena naiknya permukaan laut, tapi juga akibat pengambilan air tanah secara berlebihan. Banjir besar yang terjadi pada 2024 di wilayah ini telah memaksa 250 ribu orang mengungsi.
8. Manila, Filipina
Ibukota Filipina ini dihuni oleh 14,9 juta orang. Aktivitas vulkanik dari Gunung Taal dan ekstraksi air tanah menyebabkan kota ini tenggelam 4 inci per tahun—dua kali lipat dari rata-rata global. Kerusakan hutan mangrove di sepanjang Teluk Manila turut mempercepat erosi.
9. Megalopolis Guangdong-Hong Kong-Makau, China
Merupakan kawasan urban terbesar di dunia dengan populasi hampir 87 juta jiwa. Terletak di Delta Sungai Mutiara, daerah ini menghadapi ancaman naiknya air laut setinggi 5 kaki dalam 100 tahun ke depan, yang bisa menenggelamkan seluruh kawasan metropolitan ini.
Kesimpulan dan Peringatan Global
Fenomena perubahan iklim tidak lagi bisa dianggap enteng. Ancaman tenggelamnya kota-kota besar dunia, termasuk Jakarta, adalah bukti nyata bahwa aksi global dibutuhkan segera. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, termasuk pembatasan emisi karbon dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan, menjadi kunci untuk menyelamatkan jutaan nyawa dan menjaga masa depan generasi mendatang.