Sumber foto: Bloomberg

Ketegangan Ekonomi India: Kehadiran Starlink Mengguncang Pasar Telekomunikasi dan Ambisi Mukesh Ambani

Tanggal: 22 Jan 2025 10:27 wib.
Industri telekomunikasi India sedang mengalami guncangan besar setelah kedatangan Starlink, layanan internet berbasis satelit milik Elon Musk. Keputusan pemerintah India yang memilih untuk mengalokasikan spektrum satelit tanpa melalui proses lelang menambah ketegangan ini, terutama bagi Mukesh Ambani, konglomerat yang memimpin perusahaan telekomunikasi besar Reliance Jio.

Kehadiran Starlink yang didorong oleh keputusan alokasi spektrum yang menguntungkan pihak Musk, memicu kecemasan Ambani dan para pemain besar lainnya di sektor ini.

Mukesh Ambani, yang dikenal sebagai crazy rich India, memiliki dominasi yang kuat di sektor telekomunikasi India lewat Reliance Jio, yang merupakan bagian dari konglomerat Reliance Industries.

Ambani telah menginvestasikan miliaran dolar untuk membangun jaringan telekomunikasi yang sangat besar dan merambah ke sektor broadband, tetapi kehadiran Starlink berpotensi mengancam investasi tersebut.

Pada awalnya, Starlink berencana untuk memperluas layanannya di India, tetapi rencana tersebut sempat terkendala oleh pertentangan dari konglomerat India, termasuk Reliance Jio, yang menginginkan pemerintah India untuk membagikan spektrum satelit melalui mekanisme lelang.

Dengan sistem lelang, para pemain yang telah menggelontorkan investasi besar seperti Reliance Jio akan memiliki keunggulan, karena sistem ini memberi bobot yang lebih pada nilai investasi yang telah dilakukan.

Namun, pemerintah India memilih untuk tidak menggunakan skema lelang dan lebih memilih mengalokasikan spektrum satelit dengan cara yang lebih langsung. Keputusan ini lebih mendekati tren global, yang memprioritaskan efisiensi dan kemajuan teknologi, dan membuat pihak Ambani khawatir. Reliance Jio berpotensi kehilangan pangsa pasar besar di sektor broadband, yang sudah dijalankan dengan investasi besar-besaran.

Seperti yang disampaikan oleh Menteri Telekomunikasi India, Jyotiraditya Scindia, dalam wawancaranya dengan Reuters, "Pekerjaan saya sebagai Menteri Telekomunikasi adalah memastikan pilihan sebanyak-banyaknya." Scindia juga menegaskan bahwa teknologi terus berkembang, dan saat ini teknologi satelit yang digunakan untuk komunikasi memang memiliki keterbatasan, seperti tidak bisa digunakan untuk akses internet dalam ruangan, yang sangat bergantung pada jaringan terestrial.

Menteri Scindia menjelaskan bahwa meskipun internet satelit dapat diakses di luar ruangan, perangkat satelit tidak mampu mendukung koneksi dalam ruangan, yang merupakan bagian penting dari layanan telekomunikasi berbasis jaringan darat.

Pernyataan ini memberikan konteks tambahan mengenai kekhawatiran yang ada di kalangan operator seluler seperti Reliance Jio, yang fokus pada layanan dalam ruangan yang lebih stabil dan dapat diandalkan.

Pasar telekomunikasi India adalah salah satu yang terbesar di dunia, dengan lebih dari 942 juta pengguna aktif. Persaingan di industri ini sangat sengit, terutama antara pemain besar seperti Reliance Jio, Bharti Airtel, dan Vodafone Idea.

Sektor ini juga dikenal dengan tarif layanan data yang sangat murah, yang menjadikan India sebagai salah satu negara dengan konektivitas internet paling terjangkau di dunia. Pertumbuhan pesat dalam layanan internet di India membuka peluang besar bagi penyedia layanan broadband, termasuk Starlink, Amazon, dan tentu saja Ambani.

Menurut Deloitte, pasar layanan broadband satelit di India diprediksi akan berkembang pesat dan bernilai hingga 1,9 miliar dolar AS pada 2030. Ini merupakan peluang besar yang tidak hanya menarik minat pemain besar seperti Starlink dan Amazon, tetapi juga Reliance yang ingin mempertahankan dominasi pasarnya.

Namun, meskipun Starlink memiliki potensi besar, perjalanan mereka untuk mendapatkan lisensi di India tidaklah mulus. Aplikasi mereka, bersama dengan aplikasi Amazon Kuiper, masih dalam tahap review oleh otoritas India.

Proses evaluasi ini mengindikasikan bahwa pemerintah India tidak terburu-buru dalam memberikan izin operasional, meskipun ada tekanan dari pemain internasional seperti Musk yang ingin segera memperluas jangkauan Starlink.

Keputusan pemerintah India yang mendukung alokasi spektrum untuk Starlink dan pemain satelit lainnya menunjukkan keinginan untuk mendorong inovasi dan perkembangan teknologi di sektor telekomunikasi. Namun, hal ini juga menciptakan ketegangan dalam industri yang sudah sangat kompetitif, yang membuat pemain besar seperti Reliance Jio merasa terancam.

Dengan investasi yang telah dikeluarkan oleh Reliance, Ambani berharap bahwa kebijakan pemerintah yang lebih berpihak pada lelang akan memberikan keadilan dan keberlanjutan bisnisnya.

Keputusan tentang alokasi spektrum ini mungkin akan menjadi faktor kunci dalam menentukan siapa yang akan mendominasi pasar broadband satelit di India dalam dekade mendatang. Apakah Starlink akan mampu bersaing dengan Reliance Jio yang sudah memiliki keunggulan di sektor ini? Ataukah ada ruang bagi kedua raksasa ini untuk bekerja sama dan meraih kesuksesan di pasar yang semakin berkembang ini?
Copyright © Tampang.com
All rights reserved