Kepunahan Spesies dan Perubahan Iklim Diperkirakan Terjadi Pada Tahun 2100
Tanggal: 21 Mar 2018 07:20 wib.
Pemanasan global berdampak langsung terhadap kelangsungan kehidupan makhluk di Bumi. Kita kerap mengidentikkannya dengan bahaya kepunahan berbagai spesies di muka Bumi. Namun, bagaimana hubungan antara kepunahan spesies dan perubahan iklim bumi?
Sebuah studi yang meneliti 36 spesies amfibi dan reptil endemik di Amerika Serikat menghasilkan kesimpulan yang menarik. Menurut penelitian itu, perubahan iklim bumi bukanlah satu-satunya problem yang berkontribusi luar biasa terhadap kepunahan spesies. Secara mendasar, pemanasan bumi tidak berbeda dengan ancaman kepunahan lain. Betul jika pemanasan global memiliki dampak terhadap kelangsungan makhluk hidup. Namun, ada faktor lain juga yang turut memiliki andil.
Dikutip dari laman Science Daily, faktor paling penting dalam proses kepunahan, yaitu populasi spesies yang tergolong kecil. Riset yang dipimpin oleh Dr. Richard Pearson (UCL Centre for Biodiversity and EiSfironment Research) dan Dr. Resit Akcakaya (Stony Brook University) itu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kepunahan spesies dalam tingkat krisis. Para penelilti mengkaji informasi-informasi yang tersedia untuk mendalami berbagai jenis hewan reptil dan amfibi itu.
Melalui analisis kuantitatif, reptil dan amfibi akan mengalami kepunahan pada 2100. Sebaliknya, tingkat kepunahan andaikata tanpa kondisi perubahan iklim, hanya kurang dari 1%. Hal itu mengindikasikan perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan kepunahan spesies secara dramatis dalam beberapa abad mendatang.
Menurut Dr. Akcakaya, tindakan konservasi terhadap spesies spesifik tertentu dapat menghindari berbagai kepunahan akibat perubahan iklim. Studi tersebut merekomendasikan konservasi harus dilakukan utamanya terhadap spesies yang menempati area kecil atau rusak dan sedikit dalam jumlah populasi. Tidak seperti studi-studi sebelumnya yang memprediksi risiko kepunahan hanya berdasarkan kecocokan iklim pada tiap-tiap spesies, riset tersebut menggunakan perspektif metodologi geografis, yang memperhatikan aspek reproduksi, kelangsungan hidup, dan sebaran populasi.
Penelitian Dr. Pearson dan Dr. Akcakaya memperkirakan risiko kepunahan populasi terjadi pada 2100 mendatang.