Kepala Unit Intelijen Israel Mengundurkan Diri Setelah Gagal Antisipasi Serangan Hamas
Tanggal: 13 Sep 2024 16:36 wib.
Komandan badan pengawasan militer Israel, Unit 8200, mengumumkan pengunduran dirinya dan secara terbuka mengakui tanggung jawab atas kegagalan yang menyebabkan serangan mematikan pada 7 Oktober 2023.
Yossi Sariel, pejabat senior pertahanan dan keamanan Israel, mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri setelah selesai penyelidikan awal atas peran Unit 8200 dalam kegagalan terkait serangan yang dilancarkan oleh Hamas tahun lalu. Pengumuman ini menghadirkan beberapa catatan penting terkait dengan keadaan Intelijen Israel.
Dalam surat empat halaman yang emosional kepada staf, Sariel mengakui bahwa tanggung jawab atas kegagalan intelijen dan operasional sepenuhnya berada pada dirinya. Dia merasa tidak memenuhi tugas sesuai harapan, tidak hanya dari dirinya sendiri, tetapi juga dari bawahan, komandan, dan warga negara Israel.
Identitas Sariel sebagai komandan Unit 8200, yang sebanding dengan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) atau GCHQ di Inggris, sebelumnya merupakan rahasia yang dijaga ketat di Israel. Namun, pengungkapan identitasnya secara daring beberapa tahun lalu menimbulkan kritik dan ejekan di media Israel yang disertai dengan tuduhan mengenai budaya "kesombongan teknologi" di Unit 8200.
Pengunduran diri Sariel juga berdampak signifikan pada subyek bukunya yang mengartikulasikan visi radikal tentang bagaimana kecerdasan buatan (AI) dapat mengubah operasi intelijen dan militer. Bukunya memberikan wawasan tentang penggunaan sistem berbasis AI untuk memenuhi tugas yang semakin kompleks di medan perang, termasuk konsep "mesin target" bertenaga AI yang mirip dengan sistem rekomendasi target yang digunakan dalam serangan Israel di Jalur Gaza.
Dalam surat pengunduran dirinya, Sariel juga menyoroti adanya kegagalan yang lebih luas di seluruh lembaga keamanan dan politik Israel yang tidak mampu menghubungkan titik-titik untuk melihat gambaran utuh dan bersiap menghadapi ancaman, serta kekurangan dalam membalikkan asumsi dasar intelijen dan militer.