Sumber foto: iStock

Kenapa Pramugari Selalu Suruh Buka Jendela Saat Take Off dan Landing? Ini Alasan yang Jarang Diketahui!

Tanggal: 4 Mei 2025 08:53 wib.
Setiap kali pesawat akan lepas landas atau mendarat, kita sering mendengar pramugari meminta penumpang untuk membuka penutup jendela. Bagi sebagian orang, permintaan ini mungkin tampak sepele atau bahkan membingungkan. Namun, di balik kebiasaan sederhana tersebut, tersimpan alasan penting yang menyangkut keselamatan seluruh penumpang di dalam pesawat.

Permintaan untuk membuka penutup jendela bukanlah sekadar formalitas. Kebijakan ini telah lama direkomendasikan berdasarkan berbagai hasil studi penerbangan, investigasi kecelakaan udara, serta pedoman dari lembaga penerbangan internasional. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan keselamatan dalam situasi darurat.

Menurut laporan dari Times, salah satu alasan utama jendela pesawat harus dibuka saat proses take off dan landing adalah untuk memastikan penglihatan maksimal dari dalam kabin ke luar pesawat. Dengan terbukanya jendela, awak kabin dapat segera menilai kondisi eksternal jika sewaktu-waktu terjadi gangguan atau insiden darurat.

Dua Fase Penerbangan Paling Rentan

Merujuk pada Laporan Keselamatan yang diterbitkan oleh International Air Transport Association (IATA) tahun 2025, sekitar 90% kecelakaan pesawat terjadi dalam dua fase: saat lepas landas dan saat pendaratan. Ini artinya, kedua fase tersebut adalah masa paling kritis dalam setiap penerbangan. Maka dari itu, kewaspadaan ekstra sangat diperlukan, termasuk dari sisi visibilitas yang didapat dengan membuka jendela.

Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (European Union Aviation Safety Agency atau EASA) juga menyampaikan bahwa instruksi keselamatan penumpang tahun 2025 semakin menekankan pentingnya adaptasi visual dalam situasi darurat. Detik-detik awal sangatlah krusial untuk evakuasi. Setiap keputusan atau gerakan yang terlambat bisa berdampak fatal.

Alasan Teknis dan Psikologis Dibalik Jendela Terbuka



Penyesuaian Mata dengan Cahaya Alami



Membuka jendela membantu penumpang dan kru kabin menyesuaikan penglihatan mereka dengan kondisi pencahayaan di luar. Jika pesawat mengalami kondisi darurat dan evakuasi harus dilakukan, mata yang sudah terbiasa dengan cahaya luar akan lebih cepat merespons situasi.

Adaptasi ini sangat berguna baik saat terbang di siang hari yang terang maupun malam hari yang gelap. Dengan mata yang sudah menyesuaikan, penumpang bisa segera menilai keadaan sekitar, mengambil keputusan cepat, serta mengikuti arahan evakuasi tanpa kebingungan. EASA bahkan mencatat bahwa adaptasi visual ini bisa menghemat waktu detik-detik penting yang berharga selama proses penyelamatan.



Meningkatkan Kesiapan Awak Kabin



Tugas pramugari tidak hanya melayani penumpang, tetapi juga memastikan keselamatan selama penerbangan. Membuka jendela memungkinkan awak kabin memantau situasi di luar, seperti adanya asap, kebocoran bahan bakar, kerusakan struktur pesawat, bahkan potensi kebakaran mesin.

Tirai jendela yang terbuka bisa menjadi alat bantu pengamatan tambahan. Dalam situasi tertentu, seperti gangguan komunikasi antara kokpit dan kru kabin, pengamatan visual langsung dari jendela bisa menjadi satu-satunya cara untuk mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi di luar pesawat.

Kemampuan ini memberi waktu respons yang lebih cepat dan memungkinkan awak kabin mengambil tindakan awal jika ada situasi darurat.



Memantau Kondisi Landasan dan Cuaca



Selain mengecek kondisi pesawat, awak kabin juga dapat menggunakan jendela untuk menilai kondisi landasan pacu dan cuaca eksternal. Dengan visibilitas yang jelas, mereka bisa mendukung pilot dalam memberikan informasi tambahan atau bahkan membantu penumpang tetap tenang apabila terlihat ada situasi di luar yang menimbulkan kekhawatiran.

Standar Internasional: Bukan Sekadar Imbauan

Membuka penutup jendela saat take off dan landing bukan hanya kebijakan internal maskapai, tapi merupakan bagian dari protokol keselamatan penerbangan global. Organisasi besar seperti Federal Aviation Administration (FAA) dari Amerika Serikat, International Civil Aviation Organization (ICAO), EASA dari Uni Eropa, dan Civil Aviation Administration of China (CAAC), semuanya mengakui pentingnya kebijakan ini.

Meski beberapa negara tidak memberlakukan aturan ini secara mutlak, sebagian besar maskapai penerbangan besar yang telah tersertifikasi oleh Audit Keselamatan Operasional (IOSA) IATA 2025 menjadikan kebijakan membuka jendela sebagai aturan wajib selama fase kritis penerbangan.

Pentingnya Edukasi Keselamatan untuk Penumpang

Banyak penumpang yang menganggap prosedur ini sekadar formalitas atau rutinitas tanpa makna. Padahal, edukasi keselamatan seperti ini harus dipahami dengan serius karena bisa menyelamatkan nyawa dalam kondisi ekstrem.

Membuka jendela bukan semata-mata tentang kenyamanan visual, tetapi tentang antisipasi terhadap potensi terburuk. Ketika kita sebagai penumpang memahami alasan di balik instruksi pramugari, maka kita akan lebih siap menghadapi situasi yang tidak diharapkan.

Instruksi untuk membuka jendela pesawat saat lepas landas dan mendarat merupakan bagian dari strategi keselamatan penerbangan yang telah dibuktikan efektivitasnya. Dari meningkatkan visibilitas, mempercepat adaptasi mata terhadap cahaya, hingga membantu kru dalam menilai potensi bahaya—semuanya demi keselamatan bersama.

Jadi, lain kali ketika pramugari meminta Anda membuka jendela, jangan anggap itu sekadar prosedur biasa. Itu bisa jadi langkah awal untuk menyelamatkan banyak nyawa jika terjadi hal tak terduga di udara.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved