Kenapa Paspor Jepang dan Singapura Termasuk Terkuat di Dunia?
Tanggal: 29 Agu 2025 07:53 wib.
Dalam urusan bepergian ke luar negeri, paspor ibarat kunci yang membuka pintu ke berbagai negara. Tidak semua kunci punya kekuatan yang sama. Beberapa paspor, seperti milik Jepang dan Singapura, punya reputasi sebagai yang terkuat di dunia. Kekuatan paspor diukur dari jumlah negara yang bisa dikunjungi pemegangnya tanpa perlu visa, atau dengan visa yang bisa didapatkan saat kedatangan (visa on arrival). Peringkat ini sering diperbarui oleh berbagai lembaga, seperti Henley & Partners, dan selama bertahun-tahun, Jepang dan Singapura selalu berada di posisi teratas. Tapi, apa sebenarnya yang membuat paspor mereka begitu istimewa?
Kekuatan Diplomasi dan Kepercayaan Internasional
Salah satu pilar utama yang menopang kekuatan paspor Jepang dan Singapura adalah diplomasi yang cermat dan hubungan internasional yang kuat. Kedua negara ini dikenal memiliki kebijakan luar negeri yang stabil, netral, dan tidak konfrontatif. Mereka menjalin hubungan baik dengan hampir semua negara di dunia, baik di Barat maupun Timur, tanpa terikat pada aliansi militer yang terlalu kaku. Sikap ini menumbuhkan kepercayaan internasional yang besar.
Jepang, sebagai kekuatan ekonomi global, telah membangun reputasi sebagai mitra dagang yang andal dan stabil. Keterbukaan ekonominya dan kontribusinya pada perdamaian global membuatnya dihormati. Begitu pula Singapura. Meskipun kecil, Singapura adalah pusat keuangan dan logistik global yang sangat penting. Peran mereka sebagai mediator dan tempat pertemuan internasional juga sangat diakui. Negara-negara lain percaya bahwa warga Jepang dan Singapura cenderung bepergian untuk tujuan yang sah, seperti bisnis atau pariwisata, bukan untuk hal-hal yang dapat mengganggu keamanan. Kepercayaan ini adalah aset diplomatik yang tak ternilai, yang kemudian diterjemahkan menjadi kemudahan bebas visa.
Stabilitas Politik dan Ekonomi yang Kuat
Tidak bisa dipungkiri, stabilitas politik dan ekonomi sebuah negara sangat memengaruhi bagaimana paspornya dipandang. Jepang dan Singapura adalah contoh sempurna dari negara-negara dengan pemerintahan yang sangat stabil dan ekonomi yang kuat. Mereka memiliki tingkat korupsi yang sangat rendah, infrastruktur yang mumpuni, dan sistem hukum yang transparan.
Stabilitas politik menciptakan lingkungan yang bisa diprediksi, yang membuat negara lain nyaman untuk menjalin kesepakatan bilateral, termasuk perjanjian bebas visa. Mereka tahu bahwa paspor dari negara-negara ini tidak akan menjadi alat untuk imigrasi ilegal atau aktivitas kriminal, karena warganya punya peluang ekonomi yang baik di dalam negeri. Paspor yang kuat adalah cerminan dari kemakmuran dan ketertiban suatu negara. Negara-negara yang memiliki paspor lemah sering kali memiliki tantangan dalam hal stabilitas politik, keamanan, atau ekonomi, yang membuat negara lain lebih waspada.
Keseimbangan Populasi dan Kontrol Imigrasi yang Ketat
Faktor lain yang sering luput dari perhatian adalah ukuran populasi dan kebijakan imigrasi yang ketat di negara asal. Jepang dan Singapura memiliki populasi yang relatif terkontrol. Mereka tidak menghadapi gelombang besar imigrasi ilegal atau pengungsi yang dapat membebani sistem negara lain. Ini membuat negara-negara tujuan merasa lebih aman untuk membuka pintu bagi paspor mereka.
Kebijakan imigrasi yang ketat di dalam negeri juga menunjukkan bahwa mereka mampu mengelola pergerakan orang dengan sangat baik. Ini memberikan sinyal kepada dunia bahwa mereka adalah mitra yang bisa dipercaya dalam mengontrol perbatasan, sehingga tidak perlu dikhawatirkan warga mereka akan tinggal melebihi batas waktu visa atau melakukan pelanggaran. Singkatnya, negara-negara lain melihat paspor Jepang dan Singapura sebagai indikator dari warga negara yang taat aturan.
Resiprokal dan Negosiasi Perjanjian Bilateral
Kekuatan paspor juga sangat bergantung pada prinsip resiprokal, yaitu timbal balik. Jepang dan Singapura memiliki program visa yang cukup ramah terhadap warga dari banyak negara. Ini menciptakan dasar yang kuat untuk negosiasi perjanjian bebas visa. Ketika sebuah negara memudahkan warga negara lain untuk berkunjung, negara lain juga cenderung membalasnya dengan kebijakan serupa.
Misalnya, Jepang punya berbagai program visa untuk turis dan pebisnis dari banyak negara. Singapura, dengan posisinya sebagai pusat bisnis global, juga punya kebijakan visa yang sangat efisien. Mereka menggunakan pengaruh diplomatik dan ekonomi mereka untuk menegosiasikan kesepakatan-kesepakatan bilateral yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, membuka lebih banyak pintu bagi warganya untuk bepergian.