Kemarahan Arab Saudi Terhadap Agresi Israel di Rafah: Menyebut Israel sebagai Pelaku Genosida Palestina
Tanggal: 29 Mei 2024 20:44 wib.
Kemarahan Arab Saudi semakin meluap atas agresi Israel yang terus berlangsung dan semakin brutal di Jalur Gaza Palestina sejak Oktober 2023. Mereka bahkan menyebut aksi tersebut sebagai pembantaian genosida. Pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Saudi pada Rabu (29/5) mengecam keras tindakan agresif Israel yang terus-menerus menyasar rakyat Palestina.
Kementerian Luar Negeri Saudi mengutuk "pembantaian genosida Israel yang terus-menerus terhadap rakyat Palestina" dan juga menyoroti invasi darat Israel ke Rafah yang memperparah kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza. Mereka menyampaikan kecaman keras atas tindakan pasukan pendudukan Israel yang terus melakukan pembantaian terhadap rakyat Palestina tanpa pencegahan, terutama terhadap tenda-tenda pengungsi Palestina yang tidak berdaya di Rafah.
Saudi juga menuntut pemerintah Israel untuk bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi di Rafah dan seluruh wilayah pendudukan Palestina. Mereka menyindir komunitas internasional yang dianggap masih diam saja tanpa berupaya menghentikan kejahatan Israel. Lebih lanjut, Saudi menekankan pentingnya komunitas internasional memikul tanggung jawab yang lebih besar dalam menghentikan pembantaian terhadap rakyat Palestina.
Seiring dengan kemarahan Arab Saudi, tekanan internasional pun semakin besar terhadap Israel untuk mencapai gencatan senjata sepenuhnya di Jalur Gaza. Beberapa negara Eropa, seperti Spanyol, Norwegia, dan Irlandia, bahkan telah secara resmi mengakui kemerdekaan Palestina pada tanggal 28 Mei. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, bahkan menyatakan kesiapannya untuk mengikuti langkah serupa dalam mengakui kedaulatan Palestina sebagai negara merdeka.
Pernyataan keras dari Saudi ini muncul saat Israel semakin terpojok akibat agresi brutalnya yang semakin parah di Jalur Gaza, terutama di wilayah Rafah. Meskipun Prancis merupakan salah satu negara sekutu Israel yang sebelumnya mendukung agresi Israel ke Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober, kini mereka bersiap untuk mengakui kemerdekaan Palestina.
Situasi ini memberikan tekanan yang lebih besar bagi Israel, termasuk dalam hal pertanggungjawaban internasional atas tindakan agresi mereka. Komunitas internasional diharapkan untuk lebih proaktif dalam menghentikan kekerasan dan memastikan perlindungan terhadap rakyat Palestina.