Keluarga Mendiang Ismail Haniyeh, Pemimpin Hamas, Jadi Sasaran Israel
Tanggal: 31 Jul 2024 20:04 wib.
Keluarga mantan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, telah menjadi target serangan Israel selama konflik kedua belah pihak yang berujung pada agresi brutal Tel Aviv ke Jalur Gaza Palestina pada 7 Oktober lalu. Sebelum Haniyeh tewas dalam serangan rudal di Teheran, Iran hari ini, ketiga putranya lebih dulu meninggal dunia dalam serangan Israel di Jalur Gaza.
Mendiang Hamas, Ismail Haniyeh, dan Keluarganya
Menurut Al Jazeera, tiga putra Haniyeh bernama Hazem, Amir, dan Mohammad tewas setelah mobil yang mereka tumpangi dibom oleh Israel di kamp Shati, Jalur Gaza pada bulan April lalu. Agresi brutal di Jalur Gaza telah menelan korban lebih dari 60 anggota keluarga Haniyeh yang tewas dibunuh oleh Israel.
Selain tiga anaknya, pada bulan Juni, 10 anggota keluarga Haniyeh lainnya juga tewas akibat gempuran Israel di Gaza, termasuk empat cucu sang bos Hamas yang terdiri dari tiga anak perempuan dan satu anak laki-laki.
Abdul Salam Haniyeh, putra yang masih hidup dari Ismail Haniyeh, menegaskan bahwa pembunuhan sang ayah tidak akan menghentikan perlawanan Palestina terhadap Israel. Ia menyatakan, "Ayah saya selamat dari empat kali percobaan pembunuhan selama perjalanan hidup patriotiknya. Dan hari ini Allah telah menganugerahinya kesyahidan yang selalu ia harapkan. Ia sangat ingin membangun persatuan nasional dan berjuang untuk persatuan semua faksi Palestina dan kami menegaskan bahwa pembunuhan ini tidak akan menghalangi perlawanan, yang akan terus berjuang hingga kebebasan tercapai."
Ismail Haniyeh tewas dalam serangan udara di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7) pagi waktu setempat. Sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, banyak pihak termasuk Hamas yakin bahwa Israel adalah dalang di balik pembunuhan Haniyeh.
Haniyeh tengah berada di Teheran, Iran, untuk menghadiri pelantikan presiden baru Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7). Selama di Iran, ia menempati salah satu kediaman veteran perang di utara Teheran.
Media Iran melaporkan bahwa serangan udara menghantam kediaman Haniyeh pada pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Menurut laporan media, serangan berasal dari "proyektil berpemandu udara". Sumber Iran yang mengatakan kepada media Lebanon pro-Hizbullah al Mayadeen menyebut proyektil tersebut ditembakkan dari luar Iran, meski otoritas Iran belum mengonfirmasi hal ini.
Profil Ismail Haniyeh
Ismail Haniyeh telah menjabat sebagai kepala biro politik Hamas sejak tahun 2017, menggantikan Khaled Meshaal. Haniyeh merupakan tokoh terkenal di Palestina, terutama setelah menjabat Perdana Menteri pada 2006 menyusul kemenangan telak Hamas pada pemilu parlemen. Sejak itu, Haniyeh tinggal di pengasingan dan berpindah antara Turki dan Qatar. Dia bergabung dengan Hamas pada tahun 1987, saat peristiwa Intifada Pertama.
Pemerintah Iran mengecam serangan udara terhadap Ismail Haniyeh. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, menyebut serangan ini sebagai "tindakan keji dan teroris" yang harus dikecam dunia internasional.