Kebangkitan dan Kejatuhan ISIS: Analisis Perkembangan Terbaru
Tanggal: 1 Agu 2024 17:32 wib.
ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) atau Negara Islam Irak dan Suriah, merupakan kelompok teroris yang sempat menggemparkan dunia dengan aksi-aksi kekerasan dan ambisi untuk mendirikan negara khilafah di Timur Tengah. Dikenal dengan kekejaman dan taktik teror yang brutal, ISIS mengalami kebangkitan yang pesat pada awal 2010-an, namun kemudian mengalami penurunan signifikan. Artikel ini akan membahas perjalanan kebangkitan dan kejatuhan ISIS, serta analisis perkembangan terbaru terkait kelompok ini.
Kebangkitan ISIS
Kebangkitan ISIS dimulai pada tahun 2013, ketika kelompok ini memproklamirkan diri sebagai Negara Islam di wilayah Irak dan Suriah. Kepemimpinan Abu Bakr al-Baghdadi yang karismatik dan ambisius memainkan peran kunci dalam ekspansi kelompok ini. Dengan memanfaatkan kekacauan politik dan konflik sektarian di Irak dan Suriah, ISIS berhasil merebut sejumlah wilayah strategis, termasuk Mosul di Irak dan Raqqa di Suriah.
ISIS dikenal karena penggunaan media sosial dan propaganda yang sangat efektif untuk menarik pengikut dari berbagai belahan dunia. Mereka menyebarkan ideologi ekstremis dengan kekuatan visual yang mencengangkan, serta melakukan perekrutan melalui berbagai saluran internet. Metode mereka yang brutal dan memperlihatkan kekejaman seperti pemenggalan kepala dan serangan teror, turut menambah ketakutan dan kekacauan di kawasan tersebut.
Keberhasilan dan Pengaruh Global
Dalam puncak kekuatannya, ISIS menguasai area yang luas, mengklaim sebagai pemerintahan yang sah dan menerapkan hukum syariah di wilayah yang mereka kuasai. Mereka juga berhasil menarik perhatian media internasional dan membangkitkan minat berbagai kelompok ekstremis di seluruh dunia. Pengaruh global ISIS terbukti dari gelombang teror yang menyebar ke Eropa, Asia, dan Afrika, dengan serangan-serangan yang melibatkan individu atau kelompok yang terinspirasi oleh ideologi mereka.
Kejatuhan ISIS
Namun, kejayaan ISIS tidak bertahan lama. Aliansi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat bersama pasukan lokal di Irak dan Suriah melakukan serangan besar-besaran untuk mengalahkan kelompok ini. Kampanye militer yang intensif, bersama dengan tekanan ekonomi dan politik, mulai menunjukkan dampaknya. Pada tahun 2017, ISIS kehilangan kendali atas Mosul dan Raqqa, yang merupakan pusat kekuasaan mereka.
Pada Maret 2019, ISIS mengalami kekalahan besar ketika Pasukan Demokratik Suriah (SDF) merebut wilayah terakhir mereka di Baghouz, Suriah. Kejatuhan ini menandai akhir dari kekhalifahan yang mereka deklarasikan dan mengarah pada penurunan signifikan dalam kemampuan mereka untuk melakukan serangan besar. Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin ISIS, terbunuh dalam operasi militer pada Oktober 2019, yang semakin melemahkan struktur kepemimpinan kelompok ini.
Perkembangan Terbaru dan Ancaman yang Masih Ada
Meskipun kehilangan wilayah teritorialnya, ISIS belum sepenuhnya punah. Kelompok ini beralih ke taktik gerilya dan sel-sel tidur, terus melakukan serangan sporadis dan menimbulkan ancaman bagi keamanan global. Di Irak dan Suriah, mereka masih mampu melakukan serangan teroris dan mempertahankan jaringan bawah tanah. Selain itu, ISIS juga mencoba untuk memperluas pengaruhnya melalui afiliasi di negara-negara lain seperti Afghanistan dan Afrika.
Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa ISIS masih berusaha membangkitkan kembali kekuatan mereka dengan memanfaatkan ketidakstabilan politik di berbagai negara dan situasi sosial-ekonomi yang menguntungkan bagi penyebaran ideologi ekstremis. Keberadaan mereka di dunia maya juga tetap aktif, dengan propaganda dan perekrutan yang berlanjut secara online.
Kebangkitan dan kejatuhan ISIS menunjukkan dinamika yang kompleks dalam geopolitik dan keamanan global. Meskipun kekhalifahan mereka telah runtuh dan sebagian besar wilayah yang mereka kuasai telah dikembalikan ke pemerintah yang sah, ancaman yang ditimbulkan oleh ideologi ekstremis mereka tetap ada. Upaya internasional untuk memerangi terorisme harus terus beradaptasi dengan perubahan taktik dan strategi yang digunakan oleh kelompok-kelompok seperti ISIS. Kesadaran akan perkembangan terbaru dan pemantauan yang cermat terhadap aktivitas mereka tetap menjadi kunci dalam menjaga keamanan global.