Sumber foto: Google

Kebakaran Hutan Korea Selatan Tewaskan 24 Orang, Mengancam Situs Warisan Dunia

Tanggal: 27 Mar 2025 12:46 wib.
Tampang.com | Kebakaran hutan dahsyat melanda Korea Selatan sejak akhir pekan lalu, menewaskan sedikitnya 24 orang hingga Rabu (26/3/2025). Kebakaran ini juga memaksa puluhan ribu warga mengungsi dan mengancam situs warisan dunia UNESCO.

Kebakaran Meluas, Ribuan Warga Mengungsi

Sejumlah titik api muncul di berbagai wilayah tenggara Korea Selatan, membakar area luas dan menyebabkan kepanikan. Lebih dari 27.000 warga harus dievakuasi darurat karena api yang menyebar dengan cepat, memutus akses jalan dan jaringan komunikasi.

Pejabat Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan mengonfirmasi bahwa 24 orang telah meninggal dunia, termasuk tiga petugas pemadam kebakaran, salah satunya adalah pilot helikopter yang jatuh saat operasi pemadaman. Selain itu, 12 orang mengalami luka serius, dan jumlah korban masih bisa bertambah.

Kebakaran Hutan Terbesar Kedua dalam Sejarah Korea Selatan

Menurut laporan resmi, kebakaran ini telah melahap sekitar 17.398 hektar lahan, menjadikannya kebakaran hutan terbesar kedua dalam sejarah Korea Selatan. Kebakaran terparah terjadi di Uiseong, yang menyumbang 87 persen dari total area terbakar.

Han Duck-soo, penjabat Presiden Korea Selatan, menyebut kebakaran yang berlangsung selama lima hari berturut-turut ini telah menyebabkan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Upaya pemadaman terus dilakukan, tetapi angin kencang dan cuaca kering menjadi tantangan besar.

Situs Warisan Dunia UNESCO Terancam

Dua situs bersejarah, yaitu Desa Rakyat Hahoe dan Byeongsan Seowon, dalam kondisi kritis akibat kebakaran yang semakin mendekat. Hanya berjarak lima kilometer dari api, Desa Hahoe yang terkenal dengan rumah-rumah tradisional beratap jerami diselimuti asap pekat. Petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk melindungi kawasan tersebut.

Selain itu, kebakaran juga menghancurkan Kuil Gounsa, tempat ibadah berusia 1.300 tahun di Uiseong. Seorang biksu di lokasi terlihat memandangi reruntuhan kuil yang kini hanya tersisa puing-puing hangus.

Perubahan Iklim dan Cuaca Ekstrem Berperan

Tahun 2024 menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah Korea Selatan, dengan suhu rata-rata mencapai 14,5 derajat Celsius, lebih tinggi dari rata-rata sebelumnya. Kondisi ini menyebabkan wilayah terdampak mengalami kekeringan ekstrem, meningkatkan risiko kebakaran hutan.

Para ahli mengaitkan peningkatan kebakaran dengan perubahan iklim. Fenomena cuaca ekstrem seperti gelombang panas, curah hujan rendah, dan angin kencang mempercepat penyebaran api, membuat pemadaman semakin sulit.

Operasi Pemadaman Dihentikan Sementara

Pemerintah telah mengerahkan helikopter pemadam untuk mengatasi kebakaran, tetapi operasi udara dihentikan setelah insiden jatuhnya helikopter yang menewaskan pilotnya. Saat ini, petugas darat masih berupaya memadamkan api dengan alat berat dan selang pemadam.

Pihak berwenang terus memperingatkan warga agar tetap waspada, terutama mereka yang tinggal di daerah rawan. Jika kondisi semakin memburuk, evakuasi lebih lanjut mungkin diperlukan.

Kesimpulan

Kebakaran hutan yang melanda Korea Selatan menjadi salah satu bencana terbesar dalam sejarah negara itu. Dengan korban jiwa terus bertambah, situs bersejarah terancam, dan ribuan warga mengungsi, situasi ini menunjukkan betapa besarnya dampak perubahan iklim terhadap bencana alam. Pemerintah dan tim pemadam kebakaran terus berjuang melawan api, tetapi cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan utama dalam upaya pemadaman
Copyright © Tampang.com
All rights reserved