Kebakaran Dahsyat Apartemen Tewaskan 72 Orang, Penyelidikan Salahkan Kegagalan Pemerintah
Tanggal: 6 Sep 2024 04:55 wib.
Tampang.com | Penyelidikan publik terhadap kebakaran dahsyat di Grenfell Tower London, Inggris, pada tahun 2017 yang menewaskan 72 orang telah menyalahkan kegagalan pemerintah, industri konstruksi, dan perusahaan-perusahaan terkait dalam pemasangan pelapis luar yang mudah terbakar.
Kejadian tragis tersebut terjadi pada dini hari tanggal 14 Juni 2017, ketika blok apartemen 23 lantai di salah satu daerah terkaya di London dilanda kebakaran. Kebakaran ini menjadi yang paling mematikan di Inggris sejak Perang Dunia Kedua. Ketua penyelidikan, Martin Moore-Bick, menyatakan bahwa semua kematian yang terjadi seharusnya dapat dihindari.
Dalam laporan akhirnya, penyelidikan tersebut menyalahkan perusahaan yang terlibat dalam pemeliharaan dan perbaikan menara apartemen, serta perusahaan-perusahaan yang tidak jujur dalam memasarkan bahan pelapis yang mudah terbakar sebagai bahan yang aman. Selain itu, pemerintah saat itu, otoritas lokal, industri, kelompok regulator, individu tertentu, dan pemadam kebakaran juga mendapat kritik karena dinilai tidak siap dalam mengatasi keselamatan kebakaran di gedung-gedung tinggi.
Laporan penyelidikan yang hampir mencapai 1.700 halaman menyimpulkan bahwa kebakaran ini adalah hasil dari kegagalan selama puluhan tahun, di mana keuntungan lebih diutamakan daripada keselamatan manusia. Grenfell United, sebuah kelompok yang mewakili beberapa korban selamat dan keluarga yang berduka, menegaskan bahwa tugas pemerintah seharusnya adalah melindungi kehidupan masyarakat dan tidak seharusnya memberikan prioritas pada keuntungan perusahaan.
Perdana Menteri Keir Starmer meminta maaf atas nama negara Inggris kepada keluarga korban dan penyintas, menyatakan bahwa negara telah gagal selama bertahun-tahun dalam melaksanakan tugasnya untuk melindungi masyarakat. Dalam pandangannya, hari ini adalah hari kebenaran yang telah lama ditunggu, namun harus diikuti dengan upaya mencapai keadilan.
Polisi Inggris mengungkapkan bahwa 58 orang dan 19 firma dan organisasi sedang diselidiki terkait kejadian ini. Namun, tuntutan hukum termasuk untuk pembunuhan dan penipuan perusahaan diketahui masih memakan waktu bertahun-tahun karena kompleksitas kasus dan perlu mempertimbangkan hasil penyelidikan dengan baik.
Pernyataan dari Hisam Choucair, salah seorang yang kehilangan banyak anggota keluarganya dalam kebakaran menyatakan bahwa hasil penyelidikan ini telah menunda proses keadilan yang seharusnya mereka terima.
Kesalahan fatal dalam keamanan bangunan adalah salah satu aspek yang menjadi sorotan utama dalam tragedi kebakaran Grenfell Tower. Faktor lain yang turut menyumbang dalam kejadian tersebut adalah lambatnya respons dari petugas pemadam kebakaran, serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tindakan evakuasi yang tepat.
Pemasangan bahan pelapis yang mudah terbakar juga telah menjadi poin kritis dalam berbagai kejadian kebakaran di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, penyelidikan ini tidak hanya menjadi perhatian di tingkat nasional, tetapi juga diakui secara internasional sebagai contoh kegagalan dalam memastikan keselamatan bangunan dan penghuni di dalamnya. Hal ini menjadi acuan utama bagi pemerintah dan industri konstruksi untuk memperketat pengawasan dan pengaturan bahan-bahan konstruksi yang digunakan untuk memastikan keamanan publik.
Kejadian tragis di Grenfell Tower harus menjadi momentum bagi upaya perbaikan sistem pengawasan dan tanggung jawab bersama antara pemerintah, industri konstruksi, dan perusahaan-perusahaan terkait. Satu kejadian yang mengerikan tidak boleh diulang, dan langkah-langkah konkret perlu segera diambil untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan bangunan dan kesiapan dalam menghadapi bencana kebakaran juga menjadi kunci dalam meminimalkan risiko yang dapat membahayakan nyawa banyak orang.