Sumber foto: google

Kebakaran Baterai Lithium di Korea Selatan, 22 Orang Meninggal

Tanggal: 26 Jun 2024 20:41 wib.
Sebuah pabrik baterai lithium di Korea Selatan (Korsel) kebakaran setelah beberapa baterai meledak pada Senin (24/6/2024), menewaskan 22 pekerja, kebanyakan dari mereka adalah warga negara Tiongkok. Kebakaran dan serangkaian ledakan melanda pabrik yang dijalankan oleh produsen baterai utama Aricell di Hwaseong, sebuah klaster industri di barat daya ibu kota Seoul.

Para korban kemungkinan besar mati karena gas yang sangat beracun dalam beberapa detik setelah kobaran api menjadi tidak terkendali. Tidak jelas apa yang menyebabkan ledakan tersebut dan sebagian besar api dapat dipadamkan dalam waktu sekitar enam jam. Delapan belas pekerja Tiongkok, dua warga Korea Selatan, dan satu warga Laos termasuk di antara korban tewas. Kim Jin-young, seorang pejabat di dinas pemadam kebakaran Hwaseong mengatakan kepada wartawan dengan mengutip informasi dari pejabat perusahaan, bahwa kewarganegaraan pekerja lainnya yang meninggal belum dapat dikonfirmasi.

Kebakaran pertama kali dilaporkan pada pukul 10:31 pagi (0131 GMT) setelah serangkaian sel baterai meledak di dalam gudang yang berisi 35.000 baterai. Seorang jurnalis Reuters melihat petugas pemadam kebakaran memindahkan enam jenazah keluar dari pabrik. Karena intensitas kobaran api, tim penyelamat kesulitan mengidentifikasi korban tewas.

Pejabat di tempat kejadian mengatakan dua orang dirawat karena luka bakar parah. Tayangan langsung TV menunjukkan petugas pemadam kebakaran menyemprot bangunan baja dan beton yang rusak. Sebagian dari lantai atas telah runtuh, dan bongkahan besar bangunan tampak seperti terlempar ke jalan akibat ledakan. Rekaman udara menunjukkan awan asap putih besar mengepul dari bangunan dan ledakan terjadi di seluruh gedung.

Petugas pemadam kebakaran provinsi Gyeonggi Cho Sun-ho mengatakan sebagian besar pekerja asing yang tewas adalah pekerja sementara, kemungkinan besar tidak mengetahui struktur bangunan tersebut. Asap dan kobaran api menyebar dalam waktu 15 detik dan para korban kemungkinan besar meninggal setelah menarik napas satu atau dua kali.

Kim Jae-ho, profesor Pencegahan Kebakaran dan Bencana di Universitas Daejeon, mengatakan api mungkin menyebar terlalu cepat sehingga para pekerja tidak bisa menyelamatkan diri.“Bahan baterai seperti nikel mudah terbakar,” ujarnya. Seringkali, tidak ada cukup waktu untuk merespons, dibandingkan dengan kebakaran yang disebabkan oleh material lain.

Ketika kebakaran baterai lithium terjadi, respons cepat dan efektif sangatlah penting. Sistem deteksi kebakaran yang canggih dan pemadam kebakaran yang efisien perlu disediakan untuk mengurangi dampak dari kebakaran baterai lithium. 

Korban dari insiden kebakaran baterai lithium di Korea Selatan menjadi pengingat akan pentingnya pengelolaan baterai lithium dengan lebih baik. Keselamatan harus menjadi prioritas utama dalam setiap aspek penggunaan baterai lithium, mulai dari desain, manufaktur, hingga penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan perhatian yang lebih besar terhadap keselamatan baterai lithium, kita berharap bahwa insiden kebakaran yang tragis ini tidak akan terulang di masa depan. Upaya kolektif dari produsen, regulator, dan pengguna sendiri dibutuhkan untuk memastikan baterai lithium dapat digunakan dengan aman dan tanpa menimbulkan risiko yang tidak perlu.

Kebakaran baterai lithium di Korea Selatan menjadi titik awal untuk lebih meningkatkan kesadaran dan penanganan yang lebih cermat terkait dengan baterai lithium. Masalah yang dihadapi harus diidentifikasi dan solusi yang tepat harus diimplementasikan untuk mencegah terjadinya kebakaran serupa di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved