Sumber foto: Google

Kardinal Suharyo Ungkap Pengalaman Konklaf: Ketat Tapi Penuh Ketenteraman Batin

Tanggal: 19 Mei 2025 09:56 wib.
Tampang.com | Proses pemilihan paus baru atau konklaf memang dikenal dengan pengamanan yang sangat ketat dan prosedur yang sakral. Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, mengakui bahwa suasana konklaf terasa menegangkan lantaran pengawasan ketat, namun di balik itu semua para kardinal justru merasakan ketenangan batin dan kesungguhan dalam doa.

Kardinal Suharyo menceritakan betapa ketatnya pengamanan selama konklaf berlangsung. Ia bahkan mengalami penggeledahan mendetail oleh petugas keamanan, termasuk koper pribadinya yang biasanya tidak pernah dibuka, harus diperiksa dengan teliti. “Memang kelihatannya serem ya konklaf. Karena semuanya digeledah. Koper saya, yang tidak pernah dibuka oleh polisi, dibuka dua-duanya. Diperiksa betul-betul ada apa di dalam,” ujarnya dalam konferensi pers di Gereja Katedral, Jakarta, Minggu malam (18/5/2025).

Selain itu, kamar tempat tinggal para kardinal pun dijaga sangat ketat, disterilkan, dan disegel untuk memastikan tidak ada komunikasi dengan dunia luar selama proses pemilihan paus berlangsung. Jendela-jendela kamar juga disegel rapat, sehingga tidak ada peluang bagi kardinal untuk berdiskusi atau menerima informasi dari luar. “Enggak ada sama sekali komunikasi dengan orang luar. Enggak mungkin ada kampanye atau pengaruh luar,” jelas Suharyo.

Meski suasana konklaf terasa ketat dan penuh aturan, suasana batin para kardinal justru sangat tenang dan khusyuk. Mereka mengisi waktu dengan doa dan sesekali bernyanyi saat menuju Kapel Sistina. Seluruh proses berjalan dengan tata cara yang sangat rinci, termasuk dalam menghitung suara, yang dilakukan dengan prosedur khusus agar menjaga kerahasiaan dan integritas.

Suharyo juga membagikan cerita lucu mengenai kendala teknis yang sempat terjadi. Pada putaran pertama, pemilihan molor karena homili yang dianggap terlalu panjang. “Romo-Romo jangan panjang-panjang kotbahnya, ya,” canda Suharyo. Pada putaran ketiga, proses penghitungan suara harus diulang karena adanya kesalahan jumlah surat suara—jumlah kardinal 133, tapi suara yang masuk tercatat 134 akibat beberapa kardinal yang sudah sepuh memasukkan dua kartu sekaligus.

Setelah pengulangan tersebut, Kardinal Robert Prevost akhirnya terpilih menjadi paus baru dengan nama Paus Leo XIV. Menurut Suharyo, seluruh rangkaian konklaf berjalan lancar dengan penuh semangat persaudaraan dan kesucian.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved