Kapal Perang Selandia Baru Senilai Rp 993 Miliar Tenggelam di Lepas Pantai Samoa
Tanggal: 7 Okt 2024 20:34 wib.
Kapal angkatan laut Kerajaan Selandia Baru, Manawanui, mengalami kecelakaan di lepas pantai Samoa, menimbulkan insiden yang membuat Angkatan Pertahanan Selandia Baru menghadapi kehilangan kapal pertamanya sejak Perang Dunia II. Komodor Shane Arndell, yang merupakan komandan komponen maritim Angkatan Pertahanan Selandia Baru, mengungkapkan bahwa kecelakaan tersebut terjadi ketika kapal sedang melakukan survei terumbu karang di dekat pantai selatan Upolu pada hari Sabtu. Kecelakaan tersebut menyebabkan seluruh 75 awak dan penumpang berhasil diselamatkan, meski beberapa mengalami cedera ringan akibat berjalan melintasi terumbu karang.
Selain itu, pihak Angkatan Pertahanan Selandia Baru juga melibatkan Angkatan Udara Kerajaan Selandia Baru P-8A Poseidon dalam upaya penyelamatan. Meskipun demikian, penyebab pasti dari kecelakaan tersebut masih belum diketahui dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Kapal Manawanui, yang memiliki biaya pemerintah Selandia Baru sebesar $103 juta dolar New Zealand atau setara dengan Rp 993 miliar pada tahun 2018, terseret ke dasar laut setelah mengalami miring berat dan gumpalan asap abu-abu tebal setelah kandas. Kejadian ini tentunya menjadi sebuah perhatian serius bagi pihak-pihak terkait, termasuk dalam upaya pemahaman implikasi dan meminimalkan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kecelakaan kapal tersebut.
Tidak hanya itu, penjabat perdana menteri Samoa, Tuala Tevaga Iosefo Ponifasio, menyatakan bahwa tumpahan minyak akibat tenggelamnya kapal Manawanui sangat memungkinkan terjadi, sehingga pihak berwenang sedang melakukan penilaian dampak lingkungan di area tempat kapal itu tenggelam. Operasi penyelamatan diprakarsai oleh layanan darurat Samoa dan dibantu oleh personel Angkatan Pertahanan Australia dengan koordinasi dari pusat penyelamatan Selandia Baru.
Kapal Manawanui sendiri memiliki fungsi penting dalam melakukan berbagai tugas penyelaman, penyelamatan, dan survei khusus di sekitar Selandia Baru serta di seluruh Pasifik barat daya. Namun, kecelakaan ini juga menyebabkan Angkatan Laut Selandia Baru harus beroperasi dengan kapasitas yang terbatas karena tiga dari sembilan kapalnya mengalami kekurangan personel.
Kejadian ini menjadi sebuah pelajaran bagi Angkatan Laut Selandia Baru untuk lebih meningkatkan keamanan dan keselamatan dalam melakukan pengoperasian kapal. Kerugian akibat tenggelamnya kapal Manawanui juga memberikan dampak yang signifikan, tidak hanya dari segi finansial tetapi juga lingkungan.