Sumber foto: website

Kalah Perang dengan Hamas di Gaza, Israel Justru Perluas Operasi Militer dengan Lebanon

Tanggal: 16 Sep 2024 07:47 wib.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memutuskan untuk memperluas operasi militer di garis depan utara dengan Lebanon. Keputusan tersebut diambil sebagai upaya untuk menutupi kekalahan militer Israel di Gaza.

Menurut laporan dari stasiun televisi Israel Channel 13, Netanyahu mengungkapkan keputusan tersebut dalam sesi dialog strategis untuk membahas eskalasi di garis depan utara. Namun, tidak dijelaskan siapa saja yang terlibat dalam sesi tersebut.

Saluran televisi tersebut mengutip seorang pejabat senior dari kantor Netanyahu yang tidak disebutkan namanya, yang mengatakan bahwa belum ada tanggal yang ditetapkan untuk eskalasi tersebut, tetapi diharapkan akan terjadi dalam waktu dekat. Sementara itu, Kabinet dijadwalkan akan bertemu minggu depan untuk membahas eskalasi tersebut.

Mengenai perluasan perang di garis depan utara, pejabat keamanan Israel yang tidak disebutkan namanya menyatakan bahwa hal itu akan membutuhkan pengurangan kehadiran militer Israel di Jalur Gaza pada saat yang sama. Mereka juga memperingatkan bahwa langkah apapun untuk mengubah situasi saat ini di Israel utara dapat menyebabkan perang skala besar.

Laporan tersebut muncul setelah Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, menyatakan bahwa ancaman perang Israel terhadap Lebanon tidak membuat pihaknya takut. Ia memperingatkan Tel Aviv bahwa jika perang terjadi, ratusan ribu warga Israel dapat melarikan diri dari pemukiman jarak jauh.

Dalam peringatan di Beirut, Qassem menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki rencana untuk memulai perang karena dianggap tidak berguna, namun jika Israel melancarkan perang, Hizbullah akan menghadapinya dengan perang dan kerugiannya akan signifikan bagi kedua belah pihak.

Ketegangan juga terjadi di wilayah utara dan selatan Israel, dimana hampir 120.000 warga telah dievakuasi sejak dimulainya serangan gencar terhadap Gaza. Mereka dipindahkan ke berbagai hotel di seluruh Israel.

Seiring dengan itu, ketegangan di perbatasan Lebanon dan Israel semakin meningkat. Serangan lintas batas antara Hizbullah dan pasukan Israel terus berlanjut, sementara Israel terus maju dengan serangan terhadap Gaza yang telah menewaskan lebih dari 41.100 korban sejak Oktober lalu. 

Pada hari Sabtu, Tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga Palestina di sebagian besar wilayah Jalur Gaza utara, sebagai persiapan untuk menyerang wilayah tersebut dengan dalih roket Palestina yang ditembakkan ke Israel.

Meskipun terdapat resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata, Israel terus melanjutkan serangan brutal di Gaza. Lebih dari 41.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas dan lebih dari 95.000 orang terluka menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang terus berlanjut, yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel saat ini dihadapkan pada tuduhan genosida atas tindakan-tindakannya di Gaza di Mahkamah Internasional.

Dengan adanya perpanjangan operasi militer Israel di Lebanon setelah mengalami kekalahan di Gaza, menjadi sebuah pertanda bahwa situasi di Timur Tengah semakin tegang dan konflik bersenjata semakin mungkin terjadi. Perlu adanya upaya diplomasi yang kuat untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan menemukan solusi damai bagi semua pihak yang terlibat. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved