Sumber foto: theguardian.com

Jose Ramos Horta Meragukan Kesiapan Timor Leste untuk Bergabung dengan ASEAN sebuah Tahun Mendatang

Tanggal: 15 Apr 2024 11:04 wib.
Presiden José Ramos Horta dari Timor-Leste mempertanyakan apakah negaranya siap untuk bergabung dengan Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun depan karena kurangnya infrastruktur penting, seperti bandara modern dan rumah sakit.

Beliau menekankan bahwa tanpa perbaikan mendesak di bidang-bidang tersebut, bergabung dengan ASEAN bukanlah prioritas.

Meskipun keputusan bulat ASEAN untuk menerima Timor-Leste sebagai pengamat pada 2022 dan peta jalan menuju keanggotaan penuh pada 2025, Presiden Horta bersikeras bahwa negaranya tidak dapat bergabung dengan organisasi yang memiliki infrastruktur yang lebih baik.

Pihak berwenang Timor-Leste telah menetapkan 2025 sebagai target untuk keanggotaan penuh, namun keputusan akhir tetap berada di tangan negara-negara anggota ASEAN.

Pertanyaan yang diutarakan Presiden José Ramos Horta menjadi bahan pembicaraan hangat di Timor-Leste dan di ASEAN. Banyak pihak di dalam negeri memberikan tanggapan yang berbeda terkait dengan pernyataan tersebut.

Sebagian besar pendapat yang mendukung pernyataan Presiden Horta menekankan pentingnya memastikan bahwa infrastruktur dasar yang mendukung kebutuhan masyarakat harus menjadi prioritas sebelum bergabung dengan ASEAN. Mereka menyatakan bahwa infrastruktur yang belum memadai dapat menjadi hambatan serius bagi kemajuan dan pertumbuhan ekonomi negara.

Sebaliknya, beberapa pihak yang mendukung keanggotaan Timor-Leste di ASEAN memandang bahwa upaya untuk bergabung dengan ASEAN harus didorong, meskipun infrastruktur masih perlu diperbaiki. Mereka berargumen bahwa keanggotaan di ASEAN dapat membantu Timor-Leste mendapatkan akses lebih luas ke pasar regional dan kolaborasi yang lebih baik dengan negara-negara tetangga.

Data menunjukkan bahwa Timor-Leste masih menghadapi tantangan dalam pengembangan infrastruktur. Misalnya, menurut laporan Bank Dunia, akses ke fasilitas kesehatan yang layak di Timor-Leste masih rendah. Hanya sebagian kecil dari penduduk yang memiliki akses ke rumah sakit modern. Hal ini menjadi perhatian serius karena infrastruktur kesehatan yang memadai akan sangat berperan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Selain itu, dalam hal transportasi udara, Timor-Leste juga masih menghadapi kendala. Bandara-bandara di negara itu masih terbatas dalam hal fasilitas dan layanan, yang dapat membatasi konektivitas dengan negara-negara ASEAN. Ini bisa menjadi hambatan bagi pengembangan pariwisata dan pertumbuhan bisnis.

Ada juga keprihatinan terkait dengan kemampuan Timor-Leste untuk memenuhi standar ASEAN dalam berbagai aspek, termasuk perdagangan, keamanan, dan pengembangan manusia. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah Timor-Leste akan mampu berkontribusi secara efektif pada tujuan dan program ASEAN jika infrastrukturnya masih terbatas.

Dalam kondisi yang penuh dengan pro dan kontra ini, langkah-langkah perlu diambil untuk merumuskan strategi yang tepat bagi Timor-Leste dalam upaya memenuhi syarat keanggotaan ASEAN tanpa mengabaikan kebutuhan mendasar masyarakat.

Selain itu, keberadaan Timor-Leste di ASEAN dianggap memiliki potensi untuk meningkatkan kerjasama regional, terutama dalam bidang perdagangan, investasi, dan pertukaran budaya. Namun, hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana Timor-Leste dapat memanfaatkan kesempatan tersebut tanpa tekanan untuk memperbaiki infrastruktur terlebih dahulu.

Penting bagi pemerintah Timor-Leste untuk benar-benar mempertimbangkan dampak bergabung dengan ASEAN terhadap pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved