Sumber foto: google

Joe Biden Anggap Genosida Menjadi Hal yang Normal

Tanggal: 14 Jun 2024 15:40 wib.
Seorang kolumnis menyebut sikap Presiden Amerika Serikat Joe Biden atas genosida Israel di Jalur Gaza mencerminkan bahwa AS tidak lagi menghargai nyawa rakyat Palestina."Mungkin genosida telah menjadi hal yang normal," tulis Belén Fernández dalam artikelnya berjudul "Collateral genocide in Nuseirat" yang dilansir Al Jazeera 9 Juni 2024.

Pada tanggal 8 Juni, Belén Fernández memaparkan, militer Israel membantai sedikitnya 274 warga Palestina dan melukai hampir 700 lainnya dalam serangan di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah. Sektor-sektor komunitas internasional yang peduli memberikan tanggapan yang tidak efektif.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengutuk “pembantaian warga sipil” terbaru yang dilakukan Israel, dan menyatakan bahwa “pertumpahan darah harus segera diakhiri”.

Mengenai salah satu tokoh terbesar di dunia, Presiden Amerika Serikat Joe Biden memuji kembalinya keempat tawanan tersebut pada konferensi pers di Paris, dan menambahkan: “Kami tidak akan berhenti bekerja sampai semua sandera pulang dan gencatan senjata tercapai.”

Belén Fernández mengatakan hal ini membawa kita pada pertanyaan: Bagaimana gencatan senjata bisa dicapai – atau “pertumpahan darah” diakhiri, meminjam kata-kata Borrell – ketika presiden AS sendiri pada dasarnya memuji Israel karena melakukan pertumpahan darah tersebut?

Pada tanggal 6 Juni, serangan Israel terhadap sekolah yang dikelola PBB di kamp Nuseirat menewaskan sedikitnya 40 warga Palestina yang berlindung di sana. Analisis Al Jazeera terhadap pecahan senjata tersebut mengungkapkan bahwa pecahan tersebut berisi suku cadang buatan AS. Tampaknya peringatan Biden juga berdampak buruk. Atau mungkin genosida telah menjadi hal yang normal. Sebut saja itu genosida tambahan.

Namun, apa yang menjadi perhatian terbesar dalam kontroversi ini adalah dampaknya terhadap perjuangan melawan genosida dan pelanggaran hak asasi manusia secara global. Pernyataan yang meremehkan atau meminimalisir genosida dapat memberikan sinyal yang salah kepada negara-negara lain, dimana tindakan-tindakan serupa dapat dianggap sebagai sesuatu yang dianggap "normal".

Selain itu, pernyataan tersebut juga dapat membahayakan kepercayaan masyarakat terhadap Amerika Serikat sebagai pemimpin dunia dalam hal perlindungan hak asasi manusia. Dalam menghadapi tindakan genosida, sikap tegas dan konsisten dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat sangatlah penting untuk memberikan tekanan politik dan diplomatik kepada pihak-pihak yang terlibat.

Kontroversi ini juga menunjukkan kompleksitas dalam diplomasi antar negara, dimana selain memperjuangkan nilai-nilai universal, negara-negara juga harus memperhatikan kepentingan nasional dan hubungan dagang dengan negara-negara lain. Tantangan untuk menyeimbangkan kedua hal tersebut menjadi semakin kompleks ketika berkaitan dengan masalah genosida.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved