Sumber foto: google

Jenderal Top Israel Menyetujui Rencana Serangan ke Lebanon Melawan Hizbullah

Tanggal: 20 Jun 2024 19:56 wib.
Sejumlah jenderal terkemuka Israel telah menyetujui rencana untuk melancarkan serangan militer terhadap milisi proksi Iran di Lebanon, Hizbullah, setelah kondisi perbatasan kedua negara memanas selama lebih dari delapan bulan. Pasukan pertahanan Israel (IDF) telah mengonfirmasi bahwa Kepala Komando Utara, Mayjen Ori Gordin, dan Kepala Direktorat Operasi, Mayjen Oded Basiuk, telah mencapai kesepakatan terkait rencana pertempuran di Lebanon.

Menurut pernyataan resmi IDF yang dikutip oleh Times of Israel pada Selasa (18/6), "Rencana operasi serangan ofensif di Lebanon telah disetujui." IDF juga menyatakan bahwa kedua jenderal telah melakukan penilaian menyeluruh terhadap rencana tersebut, serta mempertimbangkan kesiapan pasukan darat untuk melaksanakan misi tersebut.

Keputusan IDF untuk menyetujui rencana ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel. Hal ini terkait dengan eskalasi konflik yang berawal ketika pasukan Zionis melakukan agresi terhadap Gaza pada Oktober 2023. Sejak saat itu, Hizbullah telah melancarkan serangan terhadap Israel dengan alasan membantu "saudara" mereka di Gaza. Milisi ini tidak akan berhenti menyerang Israel hingga upaya mereka untuk mengusir Zionis dari Palestina berhasil.

Rencana perang Israel ke Lebanon juga muncul dalam konteks pasukan Zionis yang masih terlibat dalam agresi di Gaza. Akibat dari operasi militer tersebut, lebih dari 37.000 orang telah kehilangan nyawa di Palestina. Situasi ini semakin memperumit dinamika politik dan keamanan di wilayah Timur Tengah.

Dengan persetujuan rencana perang melawan Hizbullah, Israel telah memberikan sinyal yang jelas terkait dukungannya terhadap pendekatan militer dalam menanggapi ancaman dari milisi proksi Iran. Israel melihat bahwa tindakan ini diperlukan untuk melindungi keamanan nasionalnya dan untuk mengatasi ancaman yang dihadirkan oleh Hizbullah.

Menanggapi situasi ini, komunitas internasional diharapkan untuk memperhatikan perkembangan ini dengan cermat. Langkah kedua belah pihak, baik dari Israel maupun Hizbullah, perlu diwaspadai agar tidak memperburuk konflik yang sudah berkepanjangan di wilayah tersebut. Kedua belah pihak juga diharapkan untuk tetap berkomitmen pada kesepakatan damai yang dapat mengakhiri krisis dan memulihkan stabilitas di Timur Tengah.

Perlu dicatat bahwa tindakan militer selalu memiliki risiko yang tinggi, termasuk dampak kemanusiaan yang besar. Oleh karena itu, pendekatan diplomasi dan dialog tetap merupakan strategi yang diharapkan untuk diselesaikan terlebih dahulu sebelum pertimbangan untuk melibatkan operasi militer dilakukan. Keselamatan warga sipil dan upaya penyelesaian konflik secara damai harus menjadi prioritas utama dalam menghadapi konflik yang sedang berkembang di wilayah Timur Tengah.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved