Jawa Barat jadi Daerah Terbanyak Terkena Bencana Alam
Tanggal: 20 Nov 2017 07:50 wib.
Tampang.com– Di Provinsi Jawa Barat (Jabar) merupakan daerah yang paling banyak rawan bencana. tercatat telah terjadi bencana sebanyak 2.172 kejadian di Indonesia. Namun, sebanyak 700 kali lebih terjadi di Jabar.
Direktur perlindungan sosial korban bencana alam kemensos RI Margo Wiyono mengungkapkan, seringnya terjadi bencana ini disebabkan Jabar berada pada jalur gempa tektonik, yang topografinya bergunung-gunung dan aliran sungai dengan muara di wilayah Pantai Utara.
Dirinya menyebutkan, terdapat 15 kabupaten/kota yang selalu menjadi langganan banjir seperti Karawang, Indramayu, Ciamis dan Kabupaten Bandung. Sedangkan daerah yang rawan longsor antara lain Kabupaten. Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Bandung, Bandung Barat, Ciamis, Sumedang, Sukabumi, Bogor, dan Purwakarta.
Margo memaparkan, penyebab meningkatan kualitas bencana banjir dan longsor akibat kerusakan hutan, buruknya penataan lingkungan, musim hujan lebih panjang.
Selain itu, sungai-sungai di Jawa Barat yang melewati daerah rendah di Jawa Barat seperti Karawang, Indramayu, Ciamis, dan Kabupaten Bandung, sudah mengalami pendangkalan.
"Kondisi cuaca global juga mendorong terjadinya bencana alam, misalnya akibat pemanasan global yang menyebabkan sering pasangnya air laut," jelasnya.
Untuk menanggulangi bencana secara cepat, lanjutnya, Kemensos menargetkan 100 KSB pada 2017 ini dari yang ditarget 1000 KSB pada 2019.
KSB merupakan pengembangan dari tugas Kemensos terkait program Community Based Disaster Management ( CBDM) yang didalamnya merupakan upaya penanggulangan bencana berbasis masyarakat.
Margo menuturkan, setiap KSB prosedur tetap (protap) nya adalah harus mempunyai lumbung dan gardu sosial serta memiliki tokoh kunci yang diisi oleh tagana serta aparat daerah, dan aparat terkait lainnya, seperti PMI, mereka harus saling bersinergi.
"Kami berharap APBD masing-masing Kabupaten-Kota termasuk Cimahi dapat mengalokasikan anggaran untuk KSB, bukan hanya mengandalkan dari APBN," tandasnya.
Sementara itu, ditempat yang sama Wakil Wali Kota Cimahi, Ngatiyana mengatakan, KSB adalah sebagai upaya mempercepat penanggulangan bencana kepada masyarakat, sebab setiap anggotanya diberikan pelatihan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
"Mudah-mudahan kedepan Cimahi juga bisa memberikan anggaran untuk KSB ini. Juga bisa memberikan pelatihan secara rutin kepada anggota KSB," ucapnya.
Ngatiyana berharap, dengan adanya KSB tidak ada lagi istilah tugas dan kerjaan siap, sehingga berakibat kepada keterlambatan bantuan dan penanggulangan saat terjadi bencana.
"Tidak saling mengandalkan. Intinya bisa memberikan penanganan tercepat kepada masyarakat," sebutnya.
Pada kesempatan itu pula, Wakil Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, dikukuhkan sebagai Pembina Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Cimahi. Pasca dikukuhkan dengan penyematan pin dan topi Tagana, Ngatiyana berjanji dirinya akan lebih sering terjun ke lapangan guna memantau situasi dan kondisi lingkungan di seluruh wilayah Kota Cimahi.
Saya akan terjun ke lapangan, bergabung bersama-sama Tagana, BPBD, dan masyarakat untuk melakukan sosialisasi kebencanaan," pungkasnya.