Jadi Tren, Demi Dapatkan Rumah Murah, Warga Tiongkok Berpura-pura Cerai

Tanggal: 22 Agu 2017 14:26 wib.
Tampang.com - Perceraian bukanlah hal yang menyenangkan dan bukan untuk dimainkan. Dengan perceraian justru membuat kita terasa menyedihkan. Namun, sepertinya berbeda dengan di Tiongkok.

Seiring dengan tren perkembangan perumahan, banyak pasangan disana justru berlomba-lomba untuk bercerai. Seperti dilaporkan dari laman Quartz, di negara Tirai Bambu itu, pasangan yang bercerai atau setidaknya telah mendaftarkan perceraian mendapatkan 'keuntungan', yakni membeli rumah dengan harga murah.

Disana, mendaftarkan perceraian menghabiskan 8 Yuan sekitar Rp 15 ribu. Untuk pasangan suami-istri disana, yang ingin membeli rumah kedua sebagai investasi, memalsukan perceraian membuat salah satu tidak berhak atas properti tersebut.

Dengan alasan inilah, pembeli yang dalam proses perceraian memiliki status pembeli rumah 'first time' kembali. Dengan ini, memungkinkan mereka mendapatkan pembayaran uang muka lebih rendah dibanding seharusnya.

Kebijakan ini terjadi berkat adanya aturan yang dirancang untuk mengekang spekulasi yang menuntut adanya deposito dan suku bunga tinggi karena sudah memiliki rumah sebelumnya.

Pihak berwenang menetapkan aturan-aturan di beberapa kota besar di Tiongkok sejak 2010. Namun karena adanya celah dari aturan tersebut, tampaknya aturan ini akan segera ditutup. Namun ini masih menjadi rumor yang beredar luas.

Pertimbangan penutupan aturan ini adalah meningkatkan jumlah perceraian di Tiongkok. Beberapa bulan lalu pasangan Shanghai bergegas ke kantor pendaftaran lokal untuk 'bercerai.' Semuanya dilakukan demi mendapatkan uang muka pembelian rumah yang lebih rendah. Tak dimungkiri, jumlah uang mukanya menurun cukup banyak, dari 30 menjadi 70 persen. Sementara itu keuntungan lainnya, mereka masih bisa menjadi pasangan.

Nicole Wong, CSLA Hong Kong regional head of property research mengungkapkan adanya korelasi antara harga rumah dengan perceraian. Selama beberapa dekade terakhir, pasar perumahan Tiongkok memang naik turun. Sementara harga rumah di kota-kota terbesar Tiongkok berfluktuasi, rasio perceraian dan pernikahan pun juga ikut berfluktuasi sesuai harga rumah.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved