Sumber foto: Unsplash

Israel Terlilit Utang Rp 694 Triliun Setelah Gempur Gaza

Tanggal: 26 Apr 2024 16:12 wib.
Israel terpaksa menghadapi situasi keuangan yang memprihatinkan usai melakukan serangan terhadap Jalur Gaza yang dikuasai Hamas. Menurut laporan yang dirilis oleh Kementerian Keuangan Israel, utang negara tersebut mengalami peningkatan drastis hingga dua kali lipat pada tahun 2023. Jumlah utang yang tercatat mencapai USD 43 miliar atau sekitar 160 miliar shekel, yang setara dengan Rp 694,36 triliun berdasarkan asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah sebesar 16.148.

Kementerian Keuangan juga mengungkapkan bahwa sekitar setengah dari total utang, yakni sebesar 81 miliar shekel, terakumulasi sejak pecahnya perang pada Oktober 2023. Tidak hanya itu, dalam rentang waktu tahun 2022, Israel berhasil mengumpulkan utang sebesar USD 16,9 miliar atau sekitar 63 miliar shekel.

Fakta mengejutkan lainnya adalah total utang Israel yang kini mencapai 62,1 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2023, meningkat dari 60,5 persen pada tahun sebelumnya. Lonjakan belanja perang menjadi faktor utama yang menyebabkan peningkatan rasio utang tersebut. Diperkirakan bahwa rasio utang akan terus melonjak hingga mencapai angka 67 persen pada tahun 2024.

Dalam konteks ini, perlu dicermati bahwa permasalahan utang yang dihadapi Israel merupakan sebuah tantangan besar dalam memperbaiki kondisi keuangan negara. Dampak dari peningkatan utang dapat dirasakan secara menyeluruh, baik dalam kebijakan fiskal maupun stabilitas ekonomi.

Peningkatan utang yang signifikan tidak hanya berpengaruh pada sektor keuangan, namun juga dapat berdampak pada kestabilan politik dan keamanan nasional. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini demi menjaga keamanan dan kesejahteraan rakyat Israel.

Dalam hal ini, pemerintah harus mempertimbangkan berbagai strategi untuk mengurangi utang negara. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan meningkatkan pendapatan melalui subsidi untuk sektor industri yang potensial, sehingga dapat meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan negara.

Selain itu, pemerintah juga perlu memperketat pengawasan pengeluaran agar tidak terjebak dalam siklus utang yang terus membesar. Langkah-langkah preventif seperti ini dapat membantu mengurangi tekanan utang negara dan memperbaiki posisi keuangan Israel secara keseluruhan.

Tidak hanya dari sisi fiskal, penting juga untuk memperhatikan dampak sosial dari kondisi utang yang meningkat. Penanganan utang yang tepat juga perlu disertai dengan kebijakan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Selain itu, kerja sama internasional juga dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah utang di tingkat global. Israel perlu menjalin kolaborasi yang erat dengan negara-negara lain dan lembaga keuangan internasional untuk membantu merumuskan strategi penanganan utang yang efektif.

Pentingnya menjaga kondisi keuangan negara menjadi aspek yang tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, berbagai pihak, baik itu pemerintah, lembaga keuangan, maupun masyarakat sipil, perlu bekerja sama untuk menemukan solusi yang tepat guna mengatasi masalah utang Israel.

Dalam menghadapi kondisi memprihatinkan akibat peningkatan utang, diperlukan strategi yang komprehensif dan berkelanjutan. Israel harus dapat melakukan terobosan-terobosan inovatif dalam mengatasi permasalahan utang demi menciptakan stabilitas ekonomi serta keamanan nasional yang kokoh.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved