Sumber foto: google

Israel Menghasilkan Tagar Baru Untuk Menandingi All Eyes on Rafah

Tanggal: 31 Mei 2024 10:31 wib.
Pemerintah Israel membuat unggahan untuk menandingi ungkapan All Eyes on Rafah, sebuah tagar yang belakangan viral di media sosial. Di akun resmi pemerintah Israel, unggahan tersebut menampilkan seorang bayi yang berhadapan dengan seorang laki-laki bersenjata, dengan bendera Israel dan rumah-rumah yang hancur di sekitarnya. Poster tersebut dilengkapi dengan tulisan "Where were you eyes on October 7?"

Peristiwa yang dimaksudkan terjadi pada tanggal tujuh Oktober, ketika kelompok Hamas Palestina menyerang sejumlah kota Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menawan sekitar 240 orang. Kejadian ini menjadi pemicu bagi agresi Israel terhadap Jalur Gaza.

Unggahan pemerintah Israel muncul beberapa jam setelah slogan dan poster "All Eyes on Rafah" viral di media sosial. Slogan ini merujuk pada Rafah, sebuah kota di selatan Jalur Gaza yang belakangan menjadi target utama dari serangan brutal Zionis. Rafah adalah rumah bagi lebih dari satu juta warga Palestina yang mengungsi akibat agresi tersebut.

Pada Minggu (26/5), setidaknya 45 warga Palestina tewas dan 200 orang luka-luka akibat kebakaran hebat yang disebabkan serangan udara Zionis. Israel mengklaim serangan itu menargetkan kompleks Hamas, yang mengakibatkan dua pejabat senior Hamas tewas.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari menyatakan bahwa pihaknya tak menduga bahwa serangan itu akan mengenai kamp pengungsian warga sipil. Namun, serangan ini dipandang sebagai sebuah ketidaksengajaan.

Pada Selasa (28/5), pasukan Zionis kembali menyerang kamp pengungsian di barat Rafah, menyebabkan 21 warga Palestina tewas. Meskipun begitu, militer Israel membantah telah melancarkan serangan di kawasan Al-Mawasi ini.

Serangkaian serangan ini terjadi dalam beberapa hari setelah Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) memerintahkan Israel untuk menghentikan operasi militernya di Rafah. Mayoritas negara-negara di dunia mengutuk keras serangan tersebut, yang menunjukkan bahwa warga Palestina tidak mempunyai tempat aman untuk berlindung.

Agresi Israel di Jalur Gaza hingga kini telah menyebabkan lebih dari 36 ribu korban, mayoritas di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.

Serangan udara yang terus menerus dilancarkan oleh Israel terhadap wilayah Gaza menyebabkan kerusakan yang sangat parah, baik dari segi infrastruktur maupun perekonomian. Banyak gedung dan fasilitas umum hancur, serta warga Palestina terpaksa hidup dalam keadaan yang keras dan tidak menentu.

Kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memprihatinkan, dengan kekurangan pangan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan lainnya. Sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh Israel semakin memperburuk situasi di wilayah tersebut, membuat kehidupan warga Palestina semakin sulit.

Sementara itu, komunitas internasional terus mengecam tindakan Israel yang dianggap melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia. Upaya perdamaian dan negosiasi untuk mengakhiri konflik di Timur Tengah terus dilakukan, namun terhambat oleh ketegangan yang terus berlangsung.

Diperlukan upaya konkret dari pihak-pihak terkait, termasuk negara-negara di kawasan dan pihak-pihak yang memiliki pengaruh besar, untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan. Keamanan dan kesejahteraan warga Palestina harus menjadi prioritas utama dalam upaya tersebut.

Sumber-sumber bantuan kemanusiaan di seluruh dunia perlu terus memberikan dukungan dan bantuan kepada warga Palestina yang terdampak konflik, termasuk memberikan akses kepada pangan, air bersih, layanan kesehatan, dan pendidikan.

 

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved