Israel Membalas Serangan Houthi di Yaman, Harga Minyak Malah Merosot
Tanggal: 21 Jul 2024 20:40 wib.
Serangan balasan Israel terhadap kelompok Houthi di Yaman tidak membuat harga minyak global melonjak, melainkan justru cenderung terkoreksi karena investor lebih mengkhawatirkan pasokan minyak di China.
Pada perdagangan Jumat (19/7/2024) akhir pekan ini, harga minyak terpantau melemah, dengan harga minyak kontrak jenis Brent merosot 2,91% ke US$ 82,63 per barel, sementara harga minyak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 3,25% menjadi US$ 80,13 per barel.
Selama pekan ini, harga minyak Brent terpantau terkoreksi sebesar 2,82% secara point-to-point (ptp), sementara harga minyak WTI merosot 2,53%.
Sebelumnya, pada Jumat waktu setempat, Israel dikejutkan oleh ledakan di ibu kota Tel Aviv yang belakangan diketahui sebagai serangan drone. Bukan Hamas ataupun Hizbullah yang melakukan serangan tersebut, melainkan kelompok Houthi di Yaman.
Kelompok yang didukung Iran tersebut menyatakan telah mengirimkan drone yang menyebabkan satu orang tewas dan melukai empat orang.
"Pasukan UAV (drone) mereka menyerang salah satu target penting di wilayah pendudukan Jaffa, wilayah yang sekarang disebut Tel Aviv Israel," kata mereka dalam sebuah pernyataan yang dimuat AFP, dikutip Sabtu (20/7/2024).
Hal ini menjadi pukulan besar bagi Israel setelah kejadian serupa pada Oktober 2023. Hamas menyerang Negeri Zionis karena pendudukan yang selama ini dilakukan Israel di wilayah Palestina, yang kemudian mengakibatkan pemerintahan PM Benjamin Netanyahu mengumumkan perang di Gaza.
Namun, Israel tak tinggal diam. Pada hari tersebut, Israel melakukan serangan balasan terhadap kelompok Houthi, yang menyebabkan tewasnya 3 orang dan luka-luka 87 orang.
Netanyahu mengatakan serangan tersebut sebagai tanggapan langsung atas kematian seorang tentara berusia 50 tahun akibat serangan drone Houthi.
"Hal ini memperjelas kepada musuh-musuh kita bahwa tidak ada tempat yang tidak dapat dijangkau oleh negara Israel," kata Netanyahu, dikutip dari CNN International, Minggu (21/7/2024).
Dikutip dari AFP, Minggu (21/7/2024), serangan tersebut menghantam fasilitas yang berjarak lebih dari 1.800 kilometer (1.100 mil), dan merupakan salah satu serangan paling rumit yang pernah dilakukan Israel, kata Juru Bicara IDF Daniel Hagari.
Meski Timur Tengah kembali memanas akibat serangan Houthi ke Israel, tapi harga minyak global terpantau tidak terlalu terpengaruh terhadap konflik tersebut. Hal ini disebabkan investor lebih mengkhawatirkan turunnya proyeksi pasokan minyak di China.
"Kurangnya langkah-langkah stimulus yang konkret dari importir minyak utama China juga membebani komoditas," tulis analis ANZ, dikutip dari Reuters.
Para pejabat China mengakui pada Jumat kemarin bahwa daftar tujuan ekonomi yang ditekankan kembali pada akhir pertemuan penting Partai Komunis minggu ini mengandung "banyak kontradiksi yang kompleks", menunjuk pada jalan yang bergelombang dalam implementasi kebijakan.
Perekonomian China tumbuh lebih lambat dari perkiraan, yakni sebesar 4,7% pada kuartal kedua 2024, menurut data resmi, sehingga memicu kekhawatiran atas permintaan minyak negara tersebut.
Di sisi lain, harga minyak mendapat dukungan dalam dua sesi sebelumnya setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) melaporkan penurunan stok minyak mingguan yang lebih besar dari perkiraan.
Kelompok produsen OPEC+ kemungkinan tidak akan merekomendasikan perubahan kebijakan produksinya, termasuk rencana untuk mulai mengurangi pengurangan pasokan minyak mulai Oktober mendatang.
"Keseimbangan kuartal ketiga akan semakin ketat karena berlanjutnya pengekangan OPEC dan peningkatan permintaan musiman, sebelum melemah pada kuartal keempat karena pasokan tambahan dari OPEC+ dan AS," tulis analis BNP Paribas, Aldo Spanjer, dilansir dari Reuters.