Israel Lancarkan Serangan Udara ke Beirut Hancurkan Gedung 8 Lantai, Banyak Korban Jiwa
Tanggal: 24 Nov 2024 09:58 wib.
Serangan udara dahsyat Israel menyasar pusat Kota Beirut, Lebanon, Sabtu (23/11/2024). Serangan itu menargetkan kelompok Hizbullah. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan setidaknya 4 orang tewas dan 33 terluka akibat serangan udara Israel di lingkungan Basta, Beirut.
Menurut penyiar Hizbullah al-Manar yang dikutip oleh Badan Berita Nasional Lebanon, serangan tersebut mengakibatkan banyak korban jiwa dan cedera serta menghancurkan sebuah gedung setinggi delapan lantai. Rekaman yang disiarkan oleh stasiun Al Jadeed Lebanon menunjukkan setidaknya satu gedung hancur dan beberapa gedung lainnya rusak parah di sekitarnya.
Saksi mata menyatakan bahwa ledakan itu mengguncang ibu kota sekitar pukul 4 pagi. Sumber keamanan menyebutkan bahwa setidaknya empat bom dijatuhkan dalam serangan tersebut. Hal ini mencatatkan serangan udara Israel keempat minggu ini yang menargetkan wilayah tengah Beirut, tempat sebagian besar serangan Israel menargetkan pinggiran selatan yang dikuasai Hizbullah.
Pada hari Minggu sebelumnya, serangan udara Israel menewaskan seorang pejabat media Hizbullah di distrik Ras al-Nabaa di pusat Beirut. Israel melancarkan serangan besar terhadap Hizbullah di Lebanon pada bulan September, setelah hampir setahun permusuhan lintas batas yang dipicu oleh perang Gaza, menggempur wilayah Lebanon yang luas dengan serangan udara dan mengirim pasukan ke selatan.
Hizbullah melepaskan tembakan sebagai bentuk solidaritas dengan sekutu Palestina-nya, Hamas, setelah dibombardir Israel sejak Oktober 2023. Agresi Israel di Gaza mengakibatkan 44 ribu warga Palestina meninggal dunia.
Minggu ini, seorang mediator AS melakukan perjalanan ke Lebanon dan Israel dalam upaya untuk mengamankan gencatan senjata. Utusan tersebut, Amos Hochstein, mengindikasikan kemajuan telah dicapai setelah pertemuan di Beirut pada hari Selasa dan Rabu, sebelum bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz.
Serangan udara Israel ke pusat Kota Beirut, Lebanon, telah menimbulkan dampak yang cukup besar bagi warga sipil di daerah itu. Selain menghancurkan sebuah gedung tinggi delapan lantai dan merusak beberapa bangunan lainnya, serangan tersebut juga merenggut nyawa sedikitnya 4 orang dan melukai 33 orang lainnya. Saksi mata melaporkan bahwa ledakan yang terjadi pada pukul 4 pagi itu mengguncang ibu kota.
Serangan udara yang terjadi dalam kurun waktu empat minggu ini menunjukkan tindakan agresif Israel yang terus menargetkan wilayah Beirut, terutama wilayah tengah yang selama ini menjadi sasaran utama serangan udara Israel. Selain itu, Israel juga telah melancarkan serangan besar terhadap Hizbullah di Lebanon bulan September lalu, sebagai respons atas permusuhan lintas batas yang telah berlangsung hampir setahun yang dipicu oleh perang di Gaza.
Selama ini, Hizbullah telah memberikan dukungan kepada Hamas, sekutu mereka di Palestina, dengan melepaskan tembakan sebagai bentuk solidaritas. Agresi yang dilakukan oleh Israel di Gaza sejak Oktober 2023 telah mengakibatkan kematian 44 ribu warga Palestina. Situasi ini semakin memburuk ketika seorang pejabat media Hizbullah juga menjadi korban serangan udara Israel di pusat Beirut.
Upaya mediasi yang dilakukan oleh seorang mediator AS, Amos Hochstein, menuai hasil positif setelah pertemuan dengan para pemimpin di Lebanon dan Israel. Namun demikian, serangan udara yang terus dilancarkan oleh Israel terhadap Lebanon menunjukkan bahwa gencatan senjata masih jauh dari tercapai.
Data-data tentang dampak serangan udara, jumlah korban jiwa, dan upaya mediasi yang dilakukan oleh mediator AS memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang situasi konflik yang terjadi antara Israel dan Lebanon. Dengan adanya pertumbuhan hubungan antara Hamas dan Hizbullah, konflik di Timur Tengah semakin kompleks dan menuntut upaya mediasi yang lebih intensif. Semua pihak yang terlibat perlu bekerja sama untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.