Israel Krisis Pasukan, Butuh 10.000 Tentara Tambahan Lawan Hamas
Tanggal: 13 Sep 2024 06:31 wib.
Tentara Israel saat ini dalam kebutuhan mendesak akan tambahan 10.000 tentara, demikian diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Yoav Gallant dalam pernyataan yang disiarkan oleh Radio Angkatan Darat selama sesi Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset. Kebutuhan akan jumlah tentara yang lebih banyak ini disebabkan oleh situasi perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Di tengah krisis ini, militer Israel melihat adanya peluang untuk merekrut 4.800 tentara dari kalangan pria ultra-Ortodoks. Pada minggu lalu, Mahkamah Agung Israel dengan suara bulat memutuskan bahwa orang Yahudi ultra-Ortodoks harus tunduk pada wajib militer, setelah puluhan tahun dibebaskan dari dinas militer.
Israel, tanpa mengindahkan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menuntut gencatan senjata segera, telah dihadapkan pada kecaman internasional karena serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan pada 7 Oktober 2023 oleh kelompok Palestina, Hamas.
Data terbaru dari otoritas kesehatan setempat menunjukkan bahwa setidaknya 37.900 warga Palestina tewas sejak saat itu, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 87.000 lainnya terluka. Situasi krisis ini diperparah oleh hancurnya sebagian besar wilayah Gaza akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Tidak hanya itu, Israel juga dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Putusan terbaru memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan sebelum diserang pada 6 Mei. Situasi konflik yang semakin memanas memaksa Israel untuk segera menambah pasukan guna menghadapi ancaman yang semakin besar.