Israel Hancurkan 610 Masjid dan 3 Gereja di Gaza Selama Perang 10 Bulan
Tanggal: 27 Agu 2024 11:12 wib.
Konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung selama berabad-abad, mengakibatkan terjadinya berbagai tragedi kemanusiaan. Salah satu contoh kekejaman yang dilaporkan adalah penghancuran 610 masjid dan tiga gereja di Gaza selama 10 bulan terakhir. Serangan yang dimulai pada 7 Oktober 2023 tersebut menyebabkan kerusakan parah pada tempat-tempat ibadah umat Muslim dan Kristen di wilayah yang terkepung oleh Israel.
Rekaman yang dirilis pada Jumat (23/8/2024) menunjukkan tentara Israel membakar salinan Alquran di sebuah masjid di Jalur Gaza yang terkepung. Kejadian ini menjadi salah satu bukti kebrutalan yang dihadapi oleh warga Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Saluran berita Qatar Al Jazeera berhasil memperoleh rekaman tersebut dari video yang diambil oleh tentara Israel dan pesawat nirawak yang ditemukan di Gaza. Rekaman tersebut menunjukkan bagaimana masjid-masjid di Gaza dihancurkan dan Alquran, kitab suci umat Islam, dibakar oleh tentara Israel.
Dalam rekaman lainnya, tentara Israel terlihat menghancurkan Masjid Agung di Khan Younis, salah satu masjid tertua di Gaza, yang dibangun 96 tahun lalu. Aksi penghancuran tempat suci ini menimbulkan kecaman dari berbagai pihak dan menunjukkan kekejaman yang dilakukan dalam konflik tersebut.
Selain itu, serangan terhadap tempat-tempat suci umat Muslim dan Kristen di Gaza telah menewaskan banyak warga, termasuk yang sedang melaksanakan ibadah di dalam masjid. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dan kecaman dari berbagai negara dan organisasi internasional.
Hamas, kelompok pemberontak di Palestina, pun menyerukan kepada rakyat bebas di dunia untuk bertindak guna membela tempat-tempat suci Muslim dan Kristen di Palestina serta mengakhiri perang pemusnahan terhadap Jalur Gaza. Permintaan ini menunjukkan bahwa serangan terhadap tempat-tempat suci telah menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di wilayah tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, tentara Israel juga mengebom sebuah sekolah yang menampung warga sipil yang mengungsi di Kota Gaza selama salat subuh, menewaskan lebih dari 100 orang. Serangan seperti ini memperlihatkan bahwa tidak hanya masjid dan gereja yang menjadi target, tetapi juga fasilitas-fasilitas publik dan tempat perlindungan bagi warga Palestina.
Penghancuran masjid dan pembantaian di Gaza ini telah menimbulkan kecaman dari berbagai pihak di seluruh dunia. Banyak pihak menilai bahwa tindakan Israel ini menyalahi hak asasi manusia dan merupakan pelanggaran berat terhadap norma-norma kemanusiaan internasional.
Penodaan terhadap Alquran dan penargetan masjid di Gaza juga disinyalir sebagai bagian dari kampanye pembantaian dan kelaparan di jalur Gaza. Jumlah korban yang sangat besar menunjukkan bahwa kekejaman ini telah mencapai level kemanusiaan yang mengkhawatirkan.
Dalam situasi seperti ini, banyak pihak internasional, termasuk Council on American-Islamic Relations, sebuah kelompok advokasi AS, menyerukan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk mengecam pelanggaran Israel. Mereka juga menuntut agar transfer senjata ke pemerintah Israel dihentikan untuk memaksa diakhirinya kampanye pembantaian dan kelaparan di Gaza.
Konflik ini telah menewaskan lebih dari 40.200 warga Palestina dan mengubah sebagian besar wilayah Palestina yang terkepung menjadi puing-puing. Jumlah korban yang sangat besar menunjukkan bahwa urgensi penyelesaian konflik ini tidak bisa diabaikan lagi.
Kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan terhadap masjid dan gereja serta pembantaian terhadap warga Palestina menandakan bahwa langkah-langkah diplomasi dan penyelesaian konflik yang adil perlu segera diambil. Masyarakat internasional diharapkan turut berperan aktif dalam penyelesaian konflik ini demi terciptanya perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.