Sumber foto: google

Israel Gencar Serang Rafah Saat Hamas Setuju Gencatan Senjata

Tanggal: 12 Mei 2024 15:48 wib.
Israel mulai melancarkan serangan udara secara besar-besaran di Rafah, Senin (6/5) malam. Sebelumnya, Israel telah memberikan peringatan kepada warga Palestina untuk segera meninggalkan Rafah menjelang invasi ke kota tersebut.

Menurut Koresponden AFP di Rafah, "Serangan itu hampir tanpa henti dalam 30 menit terakhir."

Serangan tersebut diluncurkan Israel di tengah kelompok militan Palestina, Hamas, yang telah menyetujui proposal gencatan senjata di Gaza.

Khalil al-Hayya, anggota senior Hamas, mengatakan proposal yang disepakati oleh kelompok tersebut mencakup gencatan senjata tiga tahap dengan tujuan mencapai gencatan senjata permanen.

Hayya menjelaskan bahwa setiap tahap akan berlangsung selama 42 hari. Kesepakatan tersebut mencakup rencana penarikan mundur penuh Israel dari Gaza, pemulangan warga Palestina yang terusir oleh perang, pertukaran sandera dan tahanan, serta mencapai gencatan senjata permanen.

Seorang pejabat senior Hamas menyatakan bahwa Israel harus segera memutuskan apakah menerima atau menolak gencatan senjata di Gaza.

"Setelah Hamas menyetujui proposal mediator untuk gencatan senjata, sekarang giliran Israel untuk memutuskan apakah akan menyetujui perjanjian gencatan senjata atau menghalanginya," ujar pejabat yang tidak disebutkan namanya.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa proposal tersebut jauh dari tuntutan-tuntutan penting Israel. Namun demikian, Pemerintah Israel mengklaim akan mengirim perwakilan untuk membahas 'keberatan' tersebut hingga mencapai kesepakatan.

Sementara itu, keluarga para sandera yang ditawan oleh Hamas di Gaza menuntut agar Israel memanfaatkan kesempatan persetujuan Hamas terhadap proposal gencatan senjata untuk mencapai kesepakatan dalam pemulangan semua sandera tersebut.

Forum Keluarga Sandera dan Keluarga yang Hilang menegaskan bahwa pengumuman kelompok militan Palestina tersebut harus membuka jalan bagi pemulangan sandera yang ditawan selama tujuh bulan terakhir.

"Sekarang adalah waktu bagi semua pihak yang terlibat untuk memenuhi komitmen mereka dan menjadikan kesempatan ini sebagai kesepakatan pemulangan semua sandera," kata AFP.

Di sisi lain, Amerika Serikat sebagai sekutu Israel mengatakan akan meninjau respons Hamas terhadap proposal gencatan senjata. Mereka juga menyuarakan keinginan untuk membantu mengawasi dan memastikan implementasi gencatan senjata tersebut.

Selain itu, PBB juga menyatakan keprihatinan mereka terhadap eskalasi kekerasan yang terjadi di Gaza. Mereka menyuarakan dukungan terhadap upaya-upaya perdamaian dan menyerukan semua pihak yang terlibat untuk mematuhi hukum humaniter internasional.

Hal ini menunjukkan bahwa konflik antara Israel dan Palestina tidak hanya menjadi masalah regional, namun juga menarik perhatian dari komunitas internasional. Melalui gencatan senjata yang diusulkan oleh Hamas, diharapkan dapat membuka jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved