Israel Gelar Konferensi Anti-Semitisme, Picu Kontroversi
Tanggal: 30 Mar 2025 13:47 wib.
Tampang.com | Israel mengadakan konferensi pemberantasan anti-Semitisme di Yerusalem pada Kamis (27/3/2025). Acara ini diharapkan menjadi ajang untuk memperkuat solidaritas dalam menghadapi meningkatnya gelombang anti-Semitisme di dunia. Namun, keputusan Israel untuk mengundang politisi dari partai sayap kanan Eropa yang memiliki sejarah kontroversial justru memicu perpecahan di kalangan komunitas Yahudi internasional.
Dilaporkan oleh AFP, konferensi ini dihadiri oleh anggota partai Fidesz dari Hongaria dan National Rally (RN) dari Perancis. Kehadiran RN menjadi sorotan karena pendirinya, Jean-Marie Le Pen, pernah dihukum atas pernyataan yang meremehkan Holocaust.
Ketua RN Berusaha Menjauhkan Diri dari Kontroversi Masa Lalu
Meski demikian, Ketua RN saat ini, Jordan Bardella, berupaya menegaskan bahwa partainya kini menentang anti-Semitisme. Dalam kunjungannya ke Israel, Bardella menyempatkan diri mengunjungi lokasi serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, termasuk Festival Musik Nova, tempat lebih dari 370 orang tewas.
“Saya datang ke sini karena saya percaya kita tidak boleh melupakan apa yang terjadi pada 7 Oktober 2023,” ujar Bardella.
Ia juga mengunjungi Netiv Haasara, dekat perbatasan utara Gaza, dan bertemu dengan korban serangan Hamas. Dalam pernyataannya, ia menyebut serangan Israel di Gaza sebagai perang peradaban melawan barbarisme, meskipun tetap menekankan bahwa aksi militer harus sesuai dengan hukum internasional.
Upaya Israel Mencari Dukungan di Tengah Isolasi Internasional
Konferensi ini menjadi bagian dari strategi Israel untuk memperkuat dukungan global, terutama di tengah tekanan internasional akibat perang di Gaza. Namun, kehadiran politisi dari partai sayap kanan yang memiliki sejarah kontroversial membuat banyak pihak mempertanyakan keputusan Israel.
Menurut Denis Charbit, pakar politik dari Open University of Israel, Israel saat ini merasa terisolasi dan mencoba mencari sekutu baru, meskipun pilihan tersebut dinilai kontroversial.
Sejumlah Tokoh Boikot Acara
Tak sedikit tokoh yang memutuskan tidak hadir sebagai bentuk protes. Beberapa di antaranya:
Jonathan Greenblatt, CEO Anti-Defamation League.
Bernard-Henri Levy, filsuf asal Perancis.
Ephraim Mirvis, Kepala Rabbi Inggris.
John Mann, penasihat independen pemerintah Inggris tentang anti-Semitisme.
Konferensi ini diorganisir oleh Amichai Chikli, Menteri Urusan Diaspora Israel, yang dikenal sebagai politisi sayap kanan.
Kesimpulan: Konferensi yang Memicu Perdebatan
Meski bertujuan untuk melawan anti-Semitisme, konferensi ini justru memperdalam perpecahan di komunitas Yahudi global. Bagi Israel, ini adalah upaya memperkuat aliansi di tengah tekanan internasional. Namun, bagi para pengkritik, keputusan untuk mengundang tokoh sayap kanan yang pernah memiliki sejarah kontroversial justru dapat merusak tujuan konferensi itu sendiri.