Sumber foto: Google

Israel dan Hamas Kembali Saling Serang, Gencatan Senjata Semakin Jauh dari Harapan?

Tanggal: 1 Jun 2025 15:21 wib.
Tampang.com | Harapan akan gencatan senjata antara Israel dan Hamas kembali pupus setelah gelombang serangan saling balas terjadi dalam beberapa hari terakhir. Ketegangan yang sempat mereda kini kembali membara, menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi besar yang tidak hanya mengancam rakyat di wilayah konflik, tapi juga stabilitas kawasan Timur Tengah secara menyeluruh.

Rentetan Serangan Balasan, Gaza Digempur Kembali

Pekan ini, Israel melancarkan serangan udara masif ke sejumlah wilayah di Gaza sebagai balasan atas peluncuran roket dari wilayah tersebut yang disebut menargetkan daerah sipil di perbatasan. Ledakan terdengar hingga dini hari, dengan gumpalan asap dan kobaran api menyelimuti beberapa titik permukiman padat penduduk.

Sementara itu, kelompok Hamas juga mengklaim telah menembakkan puluhan roket ke wilayah selatan Israel, menyebabkan gangguan aktivitas sipil, kerusakan properti, dan kepanikan massal. Sirene peringatan terdengar hampir tanpa henti, dan warga sipil kembali harus mengungsi ke tempat perlindungan.

Diplomasi Mandek, Negosiasi Tersendat

Upaya diplomatik dari negara-negara mediator seperti Mesir dan Qatar sejauh ini belum membuahkan hasil signifikan. Kedua pihak saling menuding telah melanggar kesepakatan awal, dan tidak menunjukkan sinyal kompromi yang jelas.

“Situasinya semakin memburuk. Setiap kali kami mendekati kesepakatan, serangan baru kembali terjadi,” ujar seorang pejabat dari tim negosiator regional yang terlibat dalam proses mediasi.

Badan-badan internasional pun kembali mendesak agar kekerasan dihentikan, tetapi pernyataan-pernyataan itu tampaknya tidak lagi cukup kuat untuk menahan laju serangan di lapangan.

Korban Sipil Terus Bertambah

Organisasi kemanusiaan melaporkan bahwa jumlah korban sipil, terutama anak-anak dan perempuan, terus bertambah seiring berlanjutnya konflik. Rumah sakit di Gaza dilaporkan kewalahan menangani lonjakan korban luka-luka, sementara pasokan medis kian menipis akibat blokade dan keterbatasan akses masuk.

Di sisi Israel, meskipun sistem pertahanan udara seperti Iron Dome berhasil mencegat banyak roket, tetap saja beberapa serangan menyebabkan luka-luka dan kerusakan di kawasan permukiman.

“Ini bukan hanya konflik antara dua pihak bersenjata. Ini tragedi kemanusiaan yang terus berulang,” kata seorang relawan medis di perbatasan.

Konflik Berkepanjangan, Ancaman Destabilisasi Regional

Para analis menilai bahwa konflik Israel-Hamas kali ini bukan hanya soal balas dendam atau serangan militer, melainkan bagian dari dinamika politik yang lebih besar. Ketegangan politik internal di kedua belah pihak, tekanan dari kelompok militan lain, dan peran negara-negara besar di balik layar turut memperkeruh suasana.

Jika tidak ada titik temu dalam waktu dekat, potensi meluasnya konflik ke wilayah Lebanon selatan atau melibatkan aktor-aktor regional lainnya sangat mungkin terjadi. Ketegangan di Yerusalem pun bisa menjadi titik nyala baru yang memperparah situasi.

Masyarakat Internasional Didesak Bertindak Nyata

Desakan terhadap PBB dan negara-negara besar untuk tidak hanya mengeluarkan pernyataan formal terus menguat. Publik global menuntut langkah konkret untuk menekan kedua belah pihak agar menghentikan kekerasan dan segera membuka jalan dialog damai yang sungguh-sungguh.

Namun hingga kini, belum ada langkah tegas yang mampu menghentikan siklus kekerasan yang terus berulang sejak puluhan tahun silam. Masyarakat sipil kembali menjadi korban dalam skenario konflik yang tampaknya tak kunjung menemukan ujung.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved