Israel Bombardir Rafah: 27 Orang Tewas, Termasuk Wanita dan Anak-anak
Tanggal: 11 Mei 2024 15:30 wib.
Serangan Israel di perbatasan Rafah sejak Senin (6/5) malam telah menewaskan 27 orang, termasuk enam wanita dan sembilan anak-anak. Data ini telah dikonfirmasi oleh sumber-sumber rumah sakit di Kota Gaza Selatan seperti yang dilaporkan oleh CNN.
Dari beberapa video yang beredar dari Rafah, terlihat aktivitas serangan militer Israel yang intens di wilayah tersebut, terutama di bagian timur Rafah dan di sekitar perlintasan menuju Mesir.
Terdapat lima anggota satu keluarga yang menjadi korban jiwa ketika sebuah rumah di Tel al-Sultan terkena serangan. Di area yang sama, sepuluh orang juga tewas dalam serangan udara di rumah lain, termasuk delapan anggota dari satu keluarga.
Menurut laporan, militer Israel menyasar sebuah rumah di lingkungan di sebelah timur Rafah (al Geneina), di mana sejumlah orang tewas dan terluka pada Selasa (7/5).
Berita tersebut juga menyebutkan bahwa jenazah tiga anak yang berusia empat bulan, enam tahun, dan delapan tahun telah dibawa ke Rumah Sakit Khusus Kuwait, bersama dengan 17 orang lainnya yang mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Pada hari yang sama, jenazah seorang pria berusia 35 tahun juga dibawa ke rumah sakit, menurut laporan seorang kontributor CNN di Rafah.
Israel memulai serangan udara secara besar-besaran di Rafah pada Senin (6/5) malam. Sebelumnya, Israel telah memberikan peringatan kepada warga Palestina untuk segera meninggalkan Rafah, menjelang invasi ke kota tersebut.
"Serangan itu hampir terus menerus dalam 30 menit terakhir," mengutip Koresponden AFP, di Rafah.
Serangan tersebut dilakukan oleh Israel di tengah-tengah kelompok militan Palestina, di mana Hamas telah menyetujui proposal gencatan senjata di Gaza.
Kekerasan yang terus-menerus di wilayah Rafah ini mengakibatkan korban yang tidak dapat diabaikan. Anak-anak dan wanita yang seharusnya menjadi kelompok yang rentan terhadap kekerasan ini bahkan turut menjadi korban.
Melihat dari sisi kemanusiaan, upaya perdamaian dan penyelesaian konflik di wilayah Palestina harus menjadi prioritas utama. Banyaknya korban jiwa yang berjatuhan, terutama di kalangan anak-anak, menunjukkan bahwa situasi di wilayah tersebut semakin memprihatinkan.
Di samping itu, masyarakat internasional dan lembaga-lembaga kemanusiaan juga diharapkan dapat memberikan perhatian dan bantuan yang diperlukan bagi korban-korban dari serangan ini. Bantuan medis, psikologis, dan rekonstruksi wilayah yang rusak tentu sangat dibutuhkan untuk mengurangi dampak buruk dari konflik ini.
Selain itu, pentingnya menjaga hak asasi manusia juga harus dikedepankan dalam menyelesaikan konflik di wilayah Palestina. Segala bentuk tindakan kekerasan yang menimbulkan korban di kalangan warga sipil, terutama anak-anak dan perempuan, tidak dapat dibenarkan dan harus dihentikan secepatnya.
Menjaga perdamaian bukanlah tugas yang mudah, namun hal tersebut merupakan kunci utama bagi terciptanya kehidupan yang aman dan sejuk bagi masyarakat Palestina. Kolaborasi antara pemerintah, negara-negara tetangga, dan lembaga-lembaga internasional dalam mencapai perdamaian di wilayah Palestina akan menjadi langkah awal yang penting dalam mewujudkan harapan akan kehidupan yang lebih baik di masa depan.