Israel Bom Sekolah PBB di Gaza, 18 Orang Tewas Termasuk Staf UNRWA
Tanggal: 13 Sep 2024 08:02 wib.
Pasukan Israel telah melakukan serangan udara yang menghantam sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan di Jalur Gaza. Akibat serangan ini, sedikitnya 18 orang tewas, termasuk enam anggota staf Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Insiden tragis ini terjadi pada Rabu (11/9/2024) di sekolah al-Jaouni di kamp pengungsi Nuseirat, dan menyebabkan korban luka-luka di antara wanita dan anak-anak yang berada di dalamnya. Pasukan Israel telah melakukan dua serangan udara terhadap gedung tersebut, di mana sekitar 12.000 warga Palestina yang mengungsi, terutama wanita dan anak-anak, berlindung di lokasi tersebut.
Manajer tempat penampungan yang dikelola PBB, bersama dengan beberapa staf lainnya, termasuk dalam jumlah korban tewas tertinggi dalam satu insiden selama perang yang telah berlangsung selama 11 bulan tersebut. Hal ini telah menyebabkan ketidakamanan bagi warga Palestina yang berada di Gaza, tanpa ada harapan untuk selamat.
Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera melaporkan bahwa lokasi serangan terdapat kehancuran yang sangat parah di sekolah al-Jaouni, di mana bau darah memenuhi udara. Kondisi sekolah tersebut terlihat sangat terpuruk dengan lubang-lubang besar di dinding dan tumpukan puing yang menutupi seluruh area. Para pekerja darurat tampak berusaha untuk mencari korban-korban yang selamat, sementara kondisi lingkungan sekitar masih dalam keadaan genting.
Militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut ditujukan kepada pusat komando dan kendali Hamas. Mereka juga menyebut bahwa kompleks tersebut digunakan untuk melakukan serangan terhadap pasukan Israel di Gaza dan juga terhadap Israel. Namun, tidak ada bukti yang disampaikan untuk mendukung klaim tersebut.
Selain itu, sekolah al-Jaouni telah menjadi sasaran penembakan atau serangan udara Israel sebanyak enam kali sejak perang dimulai bulan Oktober lalu. Hal ini menunjukkan masalah serius dalam keamanan dan perlindungan terhadap penduduk sipil yang berusaha mencari tempat perlindungan dari konflik yang terus berkecamuk di wilayah tersebut.
Selain sekolah al-Jaouni, tercatat bahwa puluhan ribu warga Palestina yang terusir dari rumah mereka akibat serangan Israel dan perintah evakuasi mencari perlindungan di sekolah-sekolah di Gaza. Hal ini menunjukkan bahwa serangan Israel tidak hanya menargetkan objek-objek strategis, namun juga mencoreng prinsip-prinsip perlindungan terhadap warga sipil yang diakui secara internasional.
Berdasarkan catatan, sekolah Dalal al-Mughrabi di Kota Gaza menjadi salah satu korban serangan pada 1 Agustus, dimana setidaknya 15 orang tewas. Serangan serupa terjadi pada 3 Agustus di sekolah Hamama, juga di Kota Gaza, dan menyebabkan 16 orang tewas. Pada 4 Agustus, sekolah Nassr dan Hassan Salama di sebelah barat Kota Gaza juga menjadi target, dengan setidaknya 30 orang tewas.
Pada 8 Agustus, serangan di sekolah Abdul Fattah Hamouda dan az-Zahra, juga di Kota Gaza, menewaskan setidaknya 17 orang. Sekolah al-Tabin di sebelah timur Kota Gaza, juga menjadi korban serangan pada 10 Agustus, dimana lebih dari 100 orang tewas dan 150 lainnya terluka.
Serangkaian serangan tersebut menandai kegagalan dalam perlindungan warga sipil dan melanggar prinsip-prinsip hukum humaniter internasional. Upaya-upaya untuk menghormati kehidupan manusia dan membatasi dampak konflik seharusnya diutamakan dalam setiap situasi, dan serangan terhadap sekolah-sekolah sebagai tempat perlindungan mencerminkan kegagalan dalam hal ini. Diperlukan upaya konkret dari komunitas internasional untuk menekan agar semua pihak dalam konflik konflik di Gaza memberikan perlindungan yang cukup dan mematuhi hukum humaniter internasional.