Israel Akhirnya Serang Iran, Teheran Diguncang Ledakan
Tanggal: 13 Jun 2025 14:46 wib.
Pada hari Jumat, 13 Juni 2025, Israel meluncurkan serangan udara yang signifikan terhadap Iran, dengan sasaran utama pabrik nuklir dan sejumlah lokasi militer strategis di negara tersebut. Tindakan ini diambil setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberikan peringatan akan kemungkinan terjadinya konflik besar di kawasan Timur Tengah, yang menambah ketegangan yang sudah ada di wilayah itu.
Sumber-sumber dari media pemerintah Iran melaporkan bahwa suara ledakan yang kuat terdengar di ibu kota Teheran pada pagi hari peristiwa tersebut, menciptakan gelombang kecemasan di kalangan warga. Sebagai respons, Iran meningkatkan status siaganya dengan pertahanan udaranya ditempatkan pada tingkat 100 persen, siap untuk menghadapi kemungkinan serangan balasan.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Katz, mengekspresikan pandangannya bahwa Iran kemungkinan akan melancarkan aksi pembalasan setelah serangan tersebut. Dalam pernyataannya yang dikutip oleh NDTV, Katz mengatakan, “Setelah serangan pendahuluan Negara Israel terhadap Iran, kemungkinan besar serangan rudal dan pesawat tak berawak dari Iran terhadap kita dan warga sipil Israel akan terjadi dalam waktu dekat.” Mengingat situasi ini, Israel juga segera mengumumkan keadaan darurat.
Serangan ini juga berdampak signifikan pada pasar global, di mana harga minyak melonjak sekitar 6 persen setelah berita serangan tersebut tersebar. Kenaikan harga minyak tersebut mencerminkan kekhawatiran yang meluas mengenai stabilitas di kawasan yang kaya akan sumber daya tersebut, terutama mengingat peringatan Trump yang menyatakan bahwa situasi ini dapat memicu ketegangan lebih lanjut di timur tengah.
Selama konferensi pers di Gedung Putih, Trump mengungkapkan pendapatnya mengenai situasi yang tengah berlangsung. Ia mengakui bahwa meskipun ia berharap untuk mencapai kesepakatan yang baik terkait program nuklir Iran, serangan Israel dapat merusak peluang tersebut. Ketika berbicara kepada wartawan, Trump mengungkapkan kekhawatirannya, mengatakan, “Saya tidak ingin mereka masuk, karena saya pikir itu akan merusak segalanya,” merujuk pada potensi intervensi lebih lanjut oleh Israel.
Meskipun ada ketegangan yang meningkat, pejabat senior di pemerintahan AS mengklarifikasi bahwa negara mereka tidak terlibat langsung dalam serangan yang dilakukan oleh Israel tersebut. Selang waktu sebelumnya, Amerika Serikat juga mulai menarik staf kedutaan dari Irak, yang selama ini telah menjadi hotspot konflik proksi antara Iran dan negara-negara lain di wilayah tersebut.
Israel sendiri telah lama memandang Iran sebagai ancaman serius, terutama di bawah kepemimpinan pemimpin spiritualnya, dan menyaksikan perkembangan program nuklir Iran dengan sangat hati-hati. Hal ini semakin ditekankan sejak serangan mendadak pada 7 Oktober 2023 oleh kelompok Hamas, yang didukung oleh Iran, yang memicu serangan balasan besar-besaran oleh Israel di jalur Gaza.
Selain itu, tuduhan dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya bahwa Iran sedang dalam upaya untuk mengembangkan senjata nuklir terus berlanjut, meskipun Iran selalu membantah klaim tersebut. Dalam konteks ini, Israel kembali mendesak negara-negara di dunia untuk mengambil langkah-langkah tegas setelah Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) PBB menyatakan bahwa Iran tidak mematuhi kewajiban yang telah ditetapkan.